kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minat SBR004 yang tinggi menjadi peluang pemerintah untuk dorong investor domestik


Rabu, 29 Agustus 2018 / 17:42 WIB
Minat SBR004 yang tinggi menjadi peluang pemerintah untuk dorong investor domestik
ILUSTRASI. Peluncuran Saving Bond Ritel SBR004


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemkeu) berencana memperbesar target penjualan Saving Bond Ritel seri SBR004 menjadi Rp 5 triliun dari target sebelumnya sebesar Rp 1 triliun.

Hal ini dilakukan pemerintah, mengingat penawaran yang masuk sejak masa penawaran dibuka pada 20 Agustus lalu, telah mencapai Rp 2,8 triliun.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, target tersebut bisa dicapai karena peminatnya cukup banyak. "Saya beberapa kali gathering bertemu dengan nasabah, mereka lihat bunganya menarik," kata David kepada Kontan.co.id, Rabu (29/8).

Makanya, pemerintah sempat beberapa kali meng-upsize dari target indikatif awal. Pertama, menjadi Rp 2 triliun pada 21 Agustus lalu. Kedua, menjadi Rp 3 triliun pada 24 Agustus lalu.

Adapun kupon yang ditawarkan merupakan kupon yang mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR).

Sementara besaran kupon yang diberikan pemerintah yaitu 8,05%, yang berasal dari suku bunga acuan sebesar 5,5% ditambah dengan spread tetap 255 basis points (bps) atau 2,55%.

SBR004 juga tidak bisa diperdagangkan (non tradeable). Namun, pemerintah memberikan fasilitas pencairan lebih awal (early redemption) pada 21 Oktober 2019 mendatang. "Sebenarnya yang saat ini (SBR004) kurang likuid, tetapi variable rate-nya menarik," tambah dia.

David bilang, minat investor yang besar menjadi kesempatan bagi pemerintah memperbesar targetnya. Apalagi, pemerintah juga ingin mendorong kepemilikan investor domestik di surat berharga negara (SBN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×