kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3% di 2023 Sudah Pertimbangkan Ancaman Resesi


Kamis, 29 September 2022 / 17:44 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3% di 2023 Sudah Pertimbangkan Ancaman Resesi
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, target pertumbuhan ekonomi 2023 sudah merefleksikan kemungkinan perekonomian global akan mengalami resesi tahun depan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi tahun depan dalam Undang-Undang Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 disepakati sebesar 5,3%.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan, target pertumbuhan ekonomi tersebut sudah merefleksikan kemungkinan perekonomian global akan mengalami resesi tahun depan.

Meski begitu, Febrio bilang, pemerintah akan terus waspada dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global tahun depan. Sehingga pemerintah bisa langsung mengantgisipasi dampak yang terjadi dari ketidakpastian tersebut.

Baca Juga: Begini Upaya Pemerintah Meraih Target Penerimaan Perpajakan Tahun 2023

Apakah ada potensi penurunan pertumbuhan perekonomian ke bawah dari yang sudah diproyeksikan? Febrio mengatakan pasti akan selalu ada potensi tersebut.

“Dimana-mana kalau kita buat prediski akan selalu ada sisi atas dan sisi bawahnya, pasti ada risikonya. Makanya waktu kita desian APBN pasti dengan ketidakspatsian yang masih dan akan terus terjadi, makanya kita bilang, optimsi iya, tetapi juga waspadam,” tutur Febrio kepada awak media, Kamis (29/9).

Artinya, lanjut Febrio kewaspadaan tersebut akan disertai dengan fleksibilitas yang sedang dipersiapkan.

Tahun depan, ketidakpastian global bersumber dari tingkat subung yang naik kurs rupiah terhadap dollar AS yang terdepresiasi, inflasi yang tinggi, harga komoditas yang masih tinggi dan volatile, sehingga skenario untuk menghadapi risiko tersebut harus selalu diantisipasi.

Baca Juga: Kepala BKF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2022 Menguat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×