kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target defisit transaksi berjalan 2,5%-2,7%


Kamis, 10 Oktober 2013 / 16:57 WIB
Target defisit transaksi berjalan 2,5%-2,7%
ILUSTRASI. Pembangunan properti perumahan di Depok, Jawa Barat, Senin (30/5). KONTAN/Baihaki/30/5/2022


Reporter: Margareta Engge Kharismawati |

JAKARTA. Meski banyak yang pesimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan, Bank Indonesia (BI) tetap yakin bisa menekan defisit current account atawa transaksi berjalan.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan ingin menjaga defisit transaksi berjalan di kisaran 2,5%-2,7% di 2014.

"Market bisa terima (defisit) 2,5%-2,7% dari PDB di 2014," ujar Mirza di Jakarta, Kamis (10/10).

Mirza optimis tahun depan kondisi perekonomian global akan lebih baik. Perbaikan stabilitas ekonomi Amerika Serikat, Eropa ataupun China mulai terlihat. Ini tentu akan berdampak positif pada kondisi ekspor Indonesia.

Defisit transaksi berjalan yang melebar di tahun ini diharapkan tidak berlanjut di tahun depan. Seperti diketahui, defisit transaksi berjalan di triwulan II 2013 mencapai 4,4% dari PDB Indonesia atau sebesar US$ 9,8 miliar.

BI pun optimis defisit ini akan mengecil menjadi 3,4% dari PDB pada triwulan III akibat kondisi perekonomian yang mulai membaik. Karena telah terjadi surplus pada neraca perdagangan US$ 132,4 juta di Agustus dan posisi cadangan devisa (cadev) yang selama dua bulan terakhir terus meningkat menjadi US$ 95,67 di akhir September 2013.

"Mudah-mudahan kurs sekarang sudah bisa adjustment pengurangan impor dan meningkatkan kompetitif ekspor," tandas Mirza.

Asal tahu saja, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sekarang ini bergerak ke level 10.000-11.000.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi berpendapat, momentum surplus yang terjadi di Agustus setidaknya harus terus dilanjutkan. Saat ini, tekanan pada impor konsumsi tidak besar hanya 7%. Yang besar adalah impor bahan baku dan barang modal sebesar 93%.

Menurutnya yang memang menjadi beban defisit kita adalah impor migas yang besar. "US$ 55,5 miliar defisit migas kita sampai Agustus 2013," tukasnya.

Inilah yang harus diperbaiki agar tahun depan defisit kita dapat lebih mengecil dan terjaga. Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko menilai defisit transaksi berjalan 2,5%-2,7% di tahun depan sangat bisa terjadi.

Asal, mitgasi terhadap impor dapat dilakukan dengan ketat dan ekspor bisa didorong lebih baik lagi. Andil BI dalam mengecilkan defisit transaksi berjalan, terang Prasetyantoko, tidak terlalu signifikan karena instrumen yang terbatas. "Soal defisit ini lebih pada sisi industri dan fiskal perdagangan," terangnya.

Instrumen BI hanyalah pada suku bunga dan nilai tukar rupiah. Kalau instrumen suku bunga dinaikkan maka akan memberi sinyal negatif pada laju pertumbuhan. Akibatnya, impor bahan baku pun akan menurun. Tapi kebijakan ini akan membuat pertumbuhan ekonomi terkoreksi dalam meskipun kebutuhan impor berkurang.

Oleh karena itu, pemerintah yang harus lebih dominan untuk menurunkan impor sebagai respon dari sisi fiskal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×