Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyoroti kesepakatan Indonesia- Amerika Serikat (AS) terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Dalam kesepakatan RI-AS salah satunya membebaskan tarif masuk kepada perusahaan dan produk industri asal AS ke tanah air dari persyaratan konten lokal alias Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Tantangan utama adalah keputusan tentang TKDN, yang sangat berpihak pada perusahaan AS,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (23/7).
Baca Juga: Pemerintah Diminta Lakukan Kajian Sebelum Terapkan Kebijakan Fleksibilitas TKDN
Wijayanto berpandangan bahwa pemerintah Indonesia perlu mengeluarkan kebijakan tambahan untuk produsen yang sudah mematuhi (comply) dengan ketentuan TKDN.
Menurutnya, ini perlu dilakukan untuk menyelamatkan produsen lokal yang hadir karena TKDN dan untuk menghindari realisasi dari negara lain yang merasa dirugikan.
Di samping itu, Wijayanto mengungkapkan, produsen AS bakal banyak mendapat keuntungan dari kesepakatan AS-RI. Selain akses pasar Indonesia juga komitmen Indonesia untuk membeli produk AS.
“Pemerintah AS akan menerima tambahan penerimaan. Konsumen AS yang harus menanggung semuanya dengan membeli produk yang lebih mahal dari Indonesia, dan juga dari negara lain tentunya,” ungkapnya.
Baca Juga: Ekonom Sebut Indonesia Mesti Hati-Hati Ambil Langkah Relaksasi TKDN pada Produk AS
Wijayanto menilai, tarif impor yang dikenakan kepada Indonesia sebesar 19%, relatif bagus dibandingkan dengan negara lain, apalagi jika ada berbagai pembebasan untuk produk tertentu.
Menurutnya, ini sangat menguntungkan produsen Indonesia yang selama menjadi eksportir ke AS.
“Produsen produk yang bersaing dengan produk AS akan menghadapi tantangan, misalnya para peternak sapi akan mendapatkan saingan dari daging impor bebas biaya impor dari AS. Konsumen kita akan diuntungkan akibat produk dengan harga yang lebih murah dari AS, yang ini juga akan menekan harga produk impor dari negara lain,” terangnya.
Lebih lanjut, Wijayanto menambahkan, jika Indonesia bisa melakukan diversifikasi dan peningkatan kualitas produk, ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperoleh pasar yang lebih luas di AS.
Baca Juga: Pemerintah Kaji Fleksibilitas Kebijakan TKDN, Ekonom Beberkan Dampaknya
“Namun jika gagal melakukannya, maka kita hanya akan menjadi pasar bagi produk AS saja,” pungkasnya.
Selanjutnya: Dharma Polimetal Genjot Ekspor dan Bangun Pabrik Baru, Pasar AS Masih Prospektif
Menarik Dibaca: 100 Anak Muda ASEAN Siap Laksanakan Proyek Sosial Lintas Negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News