kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tandatangani Hambalang, ini jawaban Eko 'Patrio'


Jumat, 23 Agustus 2013 / 19:21 WIB
Tandatangani Hambalang, ini jawaban Eko 'Patrio'
ILUSTRASI. Warga melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (23/3/2022). (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Erika Anindita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ada 15 nama anggota Komisi X DPR RI yang diduga disebut dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP) investigatif tahap II dari BPK atas pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) Hambalang, yang diserahkan kepada DPR Jumat (23/8) pagi.

Saat konferensi pers, baik Ketua BPK Hadi Poernomo, Ketua DPR Marzuki Alie maupun Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, tidak mau memberikan suara mengenai nama-nama yang disebutkan dalam LHP tersebut.

Ketika ditemui usai melaksanakan ibadah salat Jumat, Priyo mengaku dirinya belum membaca salinan LHP. "Terus terang saya belum baca. Saya tidak mau berkomentar lebih jauh karena belum membaca. Baru sore nanti akan mendapat salinan tersebut," ujar Priyo, Jumat (23/8) siang, di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta.

Meski begitu, dari 15 nama yang diduga disebut, konfirmasi berhasil didapat dari inisial EHP atau Eko Hendro Purnomo, yang dikenal dengan nama panggung Eko 'Patrio'.

Eko bilang, penandatanganan dokumen tidak berkaitan dengan Hambalang, melainkan P3SON. Yang ada dalam benak Eko dan rekan-rekannya di Komisi X adalah bagaimana meningkatkan mutu melalui sarana dan pra-sarana olahraga, yang dilakukan dengan memberi distribusi di anggaran ke pengurus-pengurus besar seperti pengurus besar karate dan pihak lain yang lebih membutuhkan.

"Tiba-tiba mengarah kemari menjadi Hambalang," ujarnya kepada para wartawan, di kawasan gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (23/8).

Ia mengungkapkan keheranan sekaligus kelegaannya karena kasus Hambalang ini terbuka. "Dari tadinya peningkatan sarana dan pra-sarana olah raga menjadi tiba-tiba P3SON Hambalang tersebut. Ini yang buat saya harus disikapi oleh KPK," urai Eko.

Tidak hanya itu, ia juga mengungkapkan kekecewaan dan apresiasinya. "Karena pada bilang proyek Hambalang, kami sangat keberatan sekali. Kalau bicara Jawa Barat yang membuat GOR seperti GBK di Gedebage, kita juga masih punya sekolah Ragunan, di Senayan. Kenapa harus bikin di Hambalang? Ini harus disikapi oleh KPK. Temuan ini harus diapresiasi, audit BPK ini," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×