Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Tahun depan, kinerja ekspor sangat bergantung pada pemulihan ekonomi dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, jika ekonomi dunia membaik maka ekspor akan tumbuh 10%.
Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, kinerja ekspor akan sangat bergantung pada kondisi ekonomi negara mitra dagang. “Kalau ekonomi dunia baik, mereka akan membutuhkan barang-barang impor dari negara lain akan lebih tinggi, termasuk barang-barang dari Indonesia,” katanya, Jumat (1/10) lalu.
Lain lagi prediksi Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Mari memperkirakan, seharusnya ekspor RI bisa tumbuh lebih tinggi lagi.
Dia memperkirakan, secara keseluruhan ekspor akan tumbuh sekitar 15%. Meski tumbuh, Mari menilai pertumbuhan ekspor tahun depan itu terbilang lambat. Sebab, "Pemulihan ekonomi global tahun depan masih berjalan lamban," katanya beberapa waktu lalu.
Tahun ini, Mari memprediksikan, ekspor non migas realisasinya diperkirakan bisa mencapai 16%. Sedangkan untuk ekspor keseluruhan, dia memperkirakan hanya 14% hingga 15%. Target ekspor pemerintah pada tahun ini sendiri hanya 11%.
Pengamat Ekonomi Mirza Adityaswara meramalkan ekspor tahun depan masih bagus. "Ekspor tergantung recovery dunia dan tergantung harga komoditi. Harga komodit tergantung recovery dunia," ucapnya. Sayang, ia belum bisa menuturkan berapa besar potensi pertumbuhan ekspor tahun depan.
Namun, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa bilang, capaian realisasi ekspor pada Agustus 2010 belum dapat dijadikan parameter optimalisasi kinerja barang ekspor Indonesia. Sebab, dia bilang ekspor Indonesia didominasi barang mentah yang tidak memiliki nilai tambah bagi pemasukan negara.
"Harusnya kalau melihat tujuan peningkatan ekspor maka yang difokuskan adalah peningkatan ekspor barang industri pengolahan atau industri manufacturing," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News