kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tahun 2035, penduduk Indonesia ada 305,6 juta!


Rabu, 29 Januari 2014 / 16:06 WIB
Tahun 2035, penduduk Indonesia ada 305,6 juta!
ILUSTRASI. Wall panel 3D


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas memperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan mengalami pertumbuhan terus sampai tahun 2035. Meskipun demikian, penduduk usia produktif terus di Indonesia juga tetap meningkat jumlahnya.

Berdasarkan data dari Kementerian PPN/Bappenas, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 237,6 juta jiwa pada tahun 2010 menjadi 271,1 juta jiwa pada tahun 2020 dan menjadi 305,6 juta jiwa pada tahun 2035.

Menteri PPN/Bappnes Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan meskipun Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan, tapi pada saat yang sama jumlah penduduk usia produktif di Indonesia juga terus meningkat.

"Kontribusi penduduk usia produktif ini telah terlihat dari peningkatan PDB yang stabil seperti juga terlihat di beberapa negara yang mengalami fenomena kependudukan dan ekonomi yang sama," tuturnya pada sambutan peluncuran buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 di Istana Negara, Rabu (29/1).

Armida mengambil contoh seperti Negara Brazil, Rusia dan India yang juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan juga pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat. Untuk itu, lanjutnya, bonus demografi ini harus dipersiapkan melalui investasi di bidang kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, kependudukan, keluarga berencana, dan ekonomi.

Investasi diperlukan untuk menjamin angkatan kerja terdidik dan terampil, sehat dan mempunyai kesempatan kerja yang layak. "Jika momentum itu disiapkan dengan baik, maka yang akan dihadapi bukanlah bonus demografi, tetapi justru sebaliknya, yaitu meningkatnya potensi pengangguran, konflik sosial dan beban masalah kesehatan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×