Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah sudah mulai mengambil ancang-ancang menghadapi laju inflasi menjelang bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Salah satu caranya adalah memastikan pasokan pangan seperti daging.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, pasokan daging masih mencukupi hingga saat ini. Dia menghitung, kebutuhan daging sapi selama bulan Ramadan mencapai 3.750 ton. Kebutuhan itu berdasarkan asumsi mengonsumsi daging per kapita sebesar 2,2 kilogram.
Hanya saja, dia melihat ada hambatan ego sektoral yang bisa memicu laju inflasi. Salah satunya kebijakan suatu daerah yang melarang mendistribusikan komoditasnya ke daerah lain. Alhasil, ada daerah lain yang kekurangan pasokan pangan sehingga terpaksa mengimpor. "Saya minta kepala daerah bisa bekerja sama karena kalau harus melakukan impor padahal pasokan ada bisa berdampak buruk," ujar Lutfi.
Hari ini (21/5), pemerintah pusat telah mengumpulkan seluruh kepala daerah untuk rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2014. Tujuan rapat ini agar setiap daerah memperhatikan masalah pasokan pangan yang bisa memicu inflasi.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengakui pasokan pangan menjadi salah satu faktor pendorong inflasi ketika konsumsi masyarakat sedang meningkat. Hingga minggu kedua Mei 2014, Bank Indonesia sudah menghitung laju inflasi sebesar 0,08%. Padahal, pada April 2014 lalu, masih deflasi sebesar 0,02%. "Yang jelas masalah harga pangan masih menjadi perhatian," ujar Agus.
Ekonom Bank Nasional Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto memperkirakan inflasi Mei akan berada di kisaran 0,6%-0,8%. "Secara umum inlasi masih dalam koridor yang aman," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News