Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia beberapa tahun belakangan didorong oleh pertumbuhan utang swasta yang sangat pesat. Posisi ULN Indonesia per akhir tahun 2015 sebesar US$ 309,45 miliar.
Kontribusi swasta sebesar US$ 166,79 miliar alias 53,90% sedangkan pemerintah sebesar US$ 142,66 miliar atau 46,10%. Jika dipotret selama 10 tahun terakhir, pertumbuhan utang sektor swasta mencapai 207,05%. Sedangkan pertumbuhan utang pemerintah hanya 77,91%.
Bagaimana dengan komposisinya? Pada 2005, total ULN Indonesia sebesar US$ 134,51 miliar. Utang pemerintah sebesar US$ 80,18 miliar alias berkontribusi 59,61% sedangkan swasta baru berkontribusi 40,39% atau sejumlah US$ 54,32 miliar.
Artinya telah terjadi perubahan komposisi ULN Indonesia. Jika 10 tahun lalu didominasi pemerintah, maka saat ini swasta lah yang mendominasi. Biro Riset KONTAN mencatat perubahan komposisi tersebut terjadi pada 2012. Saat itu komposisi swasta 50,02% sedangkan pemerintah 49,98%.
Jika mencermati komposisi ULN Indonesia dari tahun ke tahun selama 2005 hingga 2015, maka tren utang swasta terus tumbuh dari tahun ke tahun. Rata-rata pertumbuhannya 12,09% dengan lonjakan pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2011 sebesar 27,38%.
Sedangkan utang pemerintah dan bank sentral rata-rata pertumbuhannya hanya 6,17%. Bahkan dua kali tercatat mengalami penurunan, tahun 2006 dan 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News