Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan draft rancangan awal Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025 dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara.
Sri Mulyani bilang, penyusunan KEM-PPKF ini sebagai landasan awal penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun anggaran 2025.
"KEM-PPKF dan RAPBN 2025 disiapkan dalam periode transisi ke pemerintahan baru hasil pemilu 2024," ujar Sri Mulyani dalam instagram pribadinya, Selasa (27/2).
Ia menyampaikan, dalam KEM-PPKF dipresentasikan kondisi dinamika dan tantangan ekonomi global seperti kenaikan suku bunga global (higher for longer) yang mempengaruhi arus modal, nilai tukar dan biaya pendanaan (cost of fund).
Baca Juga: Penyusunan RAPBN 2025 Membahas Program Makan Siang Gratis
"Juga kondisi geopolitik dan proteksionisme serta trend teknologi digital, perubahan iklim dan penuaan penduduk (aging population) di berbagai negara maju," katanya.
Menurutnya, kebijakan fiskal dan APBN sangat penting dalam menangani tantangan pembangunan, seperti kualitas sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, inklusivitas dan kesenjangan, serta tranformasi ekonomi dan ekonomi hijau.
"Berbagai tantangan pembangunan harus ditangani dan diselesaikan," katanya.
Untuk itu, kebijakan fiskal dan APBN harus dijaga secara hati-hati (prudent), akuntabel dan disiplin agar tetap sehat, kredibel dan berkelanjutan (sustainable).
Sri Mulyani bilang, APBN merupakan instrumen penting dan strategis serta diandalkan untuk memecahkan berbagai tantangan pembangunan untuk mencapai tujuan Indonesia maju, adil dan sejahtera.
"APBN juga menjadi instrumen penting dalam melindungi ekonomi dan masyarakat dalam menghadapi berbagai ancaman dan gejolak seperti pandemi, perubahan iklim dan persaingan geopolitik," tutup Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News