Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Berdasarkan hasil survei Political Communication Institute (Polcomm Institute) mayoritas publik tidak mempercayai partai politik (parpol). Publik yang tidak percaya parpol yaitu sebesar 58,2%. Kemudian yang menyatakan percaya 26,3%, dan menyatakan tidak tahu sebesar 15,5%. Tingkat kepercayaan publik ini dipengaruhi oleh krisis yang dialami sejumlah partai politik.
"Faktor penyebab krisis partai politik jelang Pemilu 2014 juga mempengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik itu," ujar Direkur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budianto di Jakarta, Minggu (9/2).
Heri mengatakan, terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap parpol. Pertama, banyaknya kader parpol yang terjerat kasus korupsi. Kedua, konflik internal partai yang muncul di publik. Ketiga, adanya pelanggaran etika yang dilakukan kader parpol.
Sementara untuk mengembalikan kepercayaan publik pada parpol berdasarkan survei terdapat beberapa cara. "Cara paling tepat yang dianggap mampu kembalikan kepercayaan publik kepada parpol yaitu kalau partai komitmen tidak korupsi," kata Heri.
Sebanyak 41,7% responden memilih komitmen berantas korupsi sebagai upaya untuk mengembalikan kepercayaan kepada parpol. Selain itu juga dengan upaya parpol pro rakyat (24,1%), dan dekat dengan rakyat (14,2%).
Pengamat psikologi politik, Hamdi Muluk menambahkan, masyarakat telah belajar dari pengalaman sebelumnya. Banyak janji-janji partai politik atau kadernya yang tidak terpenuhi. Meski demikian, ia berharap rakyat tidak golput atau tidak memilih pada Pemilu 2014 nanti.
"Pesan saya jangan golput. Kalau cuma dikit pemilihnya, pemilu tetap sah, kok. Pilihlah yang dianggap terbaik," katanya.
Survei ini dilakukan pada 20 Januari sampai 3 Februari 2014 dengan 1000 responden di 15 kota besar. Kemudian mengenai krisis partai politik meneliti dari 15 media massa yaitu 5 media cetak nasional, 5 media televisi, dan 5 media online. Metode riset dilakukan dengan dua tahap yaitu content analysis dan discourse analysis. Adapun margin of error yaitu 5% dan tingkat kepercayaan 95%. (Dian Maharani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News