Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon Presiden 2014 kembali menduduki posisi teratas berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaga riset Alvara. Angka elektabilitas Jokowi, versi Alvara, jauh diatas para bakal capres lain.
Berdasarkan hasil survei Alvara, elektabilitas Jokowi mencapai 42,5 persen. Dibawah Jokowi, yakni Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (13,7 persen), Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical (7,9 persen), Ketua Umum Partai Hanura Wiranto (3,8 persen), Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (2,4 persen), Ketua Umum PAN Hatta Radjasa (1,5 persen).
“Elektabilitas Joko Widodo paling tinggi dan berbeda secara signifikan dibandingkan kandidat capres lainnya,” kata CEO Alvara Hasanuddin Ali saat diskusi bertajuk Tipologi Pemilih Kelas Menengah Urban Indonesia: Kemana Suara Mereka Mengalir di Cikini, Jakarta, Kamis (6/2/2014).
Hasil survei itu, menurut Alvara, didapat setelah melakukan wawancara langsung terhadap 1.500 responden antara 16-30 Januari 2014. Mereka tinggal di 12 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Medan, Palembang, Surabaya, Makasar, Manado, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Banjarmasin dan Balikpapan. Responden yang diambil berusia 17-55 tahun, dengan tingkat margin of error 2,5 persen.
Selain para pemimpin parpol itu, ada tokoh lain yang dimasukkan dalam survei Alvara. Mereka, yakni Dahlan Iskan (elektabilitas 1,7 persen), Jusuf Kalla (1,5 persen), Mahfud MD (1,1 persen), Rhoma Irama (0,9 persen), dan Gita Wiryawan (0,7 persen). Sisanya sekitar 20 persen responden belum menentukan pilihan.
Hasanuddin mengklaim bahwa survei yang dilakukan lembaganya bebas dari orderan parpol manapun. Menurutnya, seluruh dana yang dikeluarkan untuk membiayai survei berasal dari internal Alvara.
Seperti diberitakan, PDIP memang memasukkan Jokowi dalam skenario menghadapi Pilpres 2014. Jika PDIP berhasil melewati ambang batas pencalonan presiden-wakil presiden, sudah ada dua nama di internal yang akan dipasangkan sebagai capres dan cawapres, yakni Megawati-Jokowi.
Jika suara PDI-P di Pemilu Legislatif 2014 tidak cukup untuk mengusung pasangan capres-cawapres sendiri, maka Jokowi akan dipasangkan dengan cawapres dari partai koalisi. Jokowi sendiri tidak pernah mau menanggapi wacana Pilpres tersebut. (Dani Prabowo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News