kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei Indikator Politik: Mayoritas Masyarakat Setuju Status Pandemi Jadi Endemi


Minggu, 15 Mei 2022 / 20:23 WIB
Survei Indikator Politik: Mayoritas Masyarakat Setuju Status Pandemi Jadi Endemi
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan mural bertema melawan Covid-19 di kawasan Blok M Jakarta


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei nasional yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 5 sampai 10 Mei 2022 mendapatkan temuan bahwa, sekitar 69% responden setuju apabila status pandemi Covid-19 diturunkan menjadi endemi. Sedangkan 8,5% responden menyatakan kurang setuju/tidak setuju sama sekali.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, empat alasan utama responden setuju pandemi diturunkan menjadi endemi ialah, penyebaran kasus Covid-19 sudah terkendali (26,8%), sebagai warga sudah dua kali vaksin (19,9%), agar perekonomian kembali berputar (19,6%) dan Covid-19 sudah dianggap seperti flu biasa (8,4%).

"91% warga setuju ada pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat. Sebagai besar setuju juga pandemi diturunkan jadi endemi, 69% setuju, yang ngga setuju hanya 8% sedangkan yang tidak tahu 22% mungkin karena tidak paham istilah," kata Burhanuddin dalam Rilis Hasil Survei Indikator Politik Indonesia secara virtual, Minggu (15/5).

Baca Juga: Survei Indikator: Minyak Goreng Menggerus Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi

Kemudian berkaitan dengan kinerja pemerintah dalam penanganan arus mudik lebaran lalu, sebanyak 73.8% warga puas terhadap kinerja pemerintah dalam menangani arus mudik Lebaran tahun ini.

Adapun dari kesuksesan Pemerintah dalam menangani arus mudik, 77,5% responden menilai kepolisian sangat/cukup berperan dalam mengatur kelancaran arus mudik tahun ini.

Pandu Riono Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI mengatakan, pihaknya telah memberikan masukan bahwa pemerintah baiknya tak lagi terfokus pada pembatasan pergerakan kegiatan masyarakat atau PPKM.

"Jadi lepas saja. PPKM tidak relevan lagi dengan kondisi sekarang," jelas Pandu.

Ia menyebut, berdasarkan data di mana pada mudik Lebaran terjadi pergerakan masyarakat yang luar biasa sejak Januari sampai 5 Mei kemarin, dan kekhawatiran kenaikan kasus tidak terjadi. Pun demikian pada kondisi gelombang omicron yang tidak setinggi pada saat serangan delta tahun lalu.

Baca Juga: Kepuasan Publik ke Jokowi Menurun, Terendah dalam 6 Tahun Terakhir

"Kenapa karena kita sudah berhasil mendorong pemerintah untuk fokus meningkatkan imunitas penduduk," kata Pandu.

Kementerian Kesehatan dinilai mampu dengan konsisten melakukan prioritas vaksinasi pada kelompok rentan dan wilayah aglomerasi. Kerjasama masyarakat dalam pelaksanaan vaksinasi juga menjadi faktor terkendalinya kasus saat ini.

"Sekarang RS Atlet hanya 4 orang dirawat, kematian di Indonesia hanya 5 orang karena Covid-19. Ini menunjukkan bahwa sampai sekarang angka reproduksi efektif meski ada kenaikan karena mudik kemarin tetapi tetap di bawah satu artinya tidak ada kenaikan lonjakan berarti di minggu-minggu mendatang," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×