kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Survei Grant Thornton: 79% pebisnis lokal yakin ekonomi pulih di 2021 dengan syarat


Rabu, 23 Desember 2020 / 08:30 WIB
Survei Grant Thornton: 79% pebisnis lokal yakin ekonomi pulih di 2021 dengan syarat


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun depan, pelaku bisnis Indonesia (pebisnis) memandang optimistis dalam 12 bulan ke depan. Pelaku bisnis yakin ekonomi akan bergerak membaik pada tahun depan. 

Grant Thornton International Business Report (IBR) dalam laporan tahunan memaparkan 79% responden yang disurvei meyakini ada perbaikan ekonomi. Angka tersebut naik signifikan dari level 56% pada survei IBR di pertengahan tahun 2020. 

Baca Juga: Efek kemenangan Biden, Grant Thornton menilai ekspor dan rupiah bakal menguat

Angka ini cukup menggembirakan karena menempatkan pelaku bisnis Indonesia di peringkat 2 dunia setelah China. Grant Thornton International Business Report (IBR) juga menyebutkan 56% pelaku bisnis di Indonesia memprediksi pendapatan perusahaan mereka akan naik pada tahun 2021. 

Sementara itu sebanyak 50% pelaku bisnis (pebisnis) lainnya meyakini kegiatan ekspor perusahaan akan tumbuh positif di tahun depan dan mendukung tingginya optimisme bisnis mereka pada tahun depan.

Pada tahun ini, Indonesia dan seluruh dunia mendapat tantangan besar bagi keberlangsungan ekonomi. Pandemi virus COVID-19 berdampak sangat dahsyat di seluruh sektor usaha membuat perekonomian Indonesia melambat.

Ekonomi Indonesia bahkan secara resmi memasuki fase resesi setelah mengalami minus dalam dua kuartal berturut-turut yaitu minus 5,32% pada kuartal II dan minus 3,49% pada kuartal III di tahun 2020 seperti dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan ekonomi tahun depan, menurut para ahli ekonomi, akan sangat bergantung pada pengadaan dan efektivitas vaksin Covid-19 yang akan masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Grant Thornton: Potensi dampak virus corona pada perekonomian Indonesia sangat luas 

Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia mengatakan, tahun ini merupakan tahun yang berat bagi hampir seluruh sektor ekonomi. "Untuk ke depan, kami melihat pertumbuhan ekonomi akan sangat ditentukan dengan pengendalian pandemi dan efektivitas dari vaksinasi," ujar dia dalam rilis Selasa (22/12). 

Grant Thornton menilai, salah satu kunci pemulihan ekonomi adalah menumbuhkan daya beli masyarakat dengan memastikan kelancaran percepatan penyerapan anggaran bantuan sosial. Grant Thornton juga menyebut, berbagai stimulus ekonomi untuk mendorong daya beli juga harus lancar. 

Baca Juga: Survei SMRC: Hanya 56% masyarakat yang percaya vaksin corona aman bagi kesehatan

Selama ini, pandangan pelaku bisnis Indonesia dari laporan IBR memaparkan Indonesia merasa puas dengan hasil kerja pemerintah Indonesia atas pandemi global Covid-19. Dimana 77% dari pelaku bisnis Indonesia merasa puas dengan hasil kerja pemerintah Indonesia dalam menanggulangi pandemi Covid-19. 

Sebanyak 40% dari pelaku bisnis juga berpendapat bahwa kebijakan yang diambil pemerintah cukup seimbang antara penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan perekonomian nasional.

Dalam riset Grant Thornton menilai, new normal di tahun 2021 sebanyak 55% dari pelaku bisnis Indonesia meyakini keadaan akan kembali seperti sebelum terjadi pandemi. Pelaku bisnis yakin orang-orang akan kembali bekerja di kantor. 

Tapi sebanyak 32% pelaku bisnis lainnya juga berpendapat akan lebih banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan Working from Home (WFH). Sebab menurut riset, kebijakan WFH tersebut berhasil menghasilkan efektivitas selama setahun ini.

Pelaku bisnis Indonesia berpendapat tantangan terbesar dalam mengatasi pandemi Covid-19 secara nasional terkait perilaku masyarakat yang belum disiplin dalam mengikuti berbagai protokol kesehatan serta kebijakan yang diambil pemerintah. 

Baca Juga: Stimulus AS dan Covid-19 menentukan nasib safe haven tahun depan

Tantangan tersebut diikuti dengan kepentingan-kepentingan politis yang dirasa masih berperan dominan atas kebijakan maupun regulasi yang diterapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×