Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) mengaku melakukan survei elektabilitas calon presiden menjelang pemungutan suara 9 Juli mendatang. Hasilnya menunjukkan elektabilitas calon presiden Prabowo Subianto menyalip Joko Widodo.
Elektabilitas Prabowo, versi FEM IPB, mencapai 47 % dan Jokowi sebesar 42 %. Sementara 11 persen masyarakat lainnya belum menentukan pilihan.
“Prabowo didukung mayoritas masyarakat karena dianggap memperhatikan masalah pertanian secara umum, salah satunya. Hal lainnya yang mendukung Prabowo adalah karakter tegas,” kata Peneliti FEM IPB Jono M Munandar di Jakarta, Sabtu (4/7/2014).
Berdasarkan survei ini, Jono memaparkan, Prabowo dianggap unggul dalam karakter berwawasan global (56 %), memberikan rasa aman (61 %), mandiri dari pengaruh asing (61 %), cerdas (65 %), tegas dan konsisten (70 %).
Sementara Jokowi unggul dalam bidang karakter membangun ekonomi (58 %), toleran (63 %), memberdayakan pemuda dan wanita (56 %), pengalaman memimpin (66 %), merakyat dan sederhana (84 %), serta jujur dan amanah (62 %).
Namun, hasil tersebut berdasarkan survei yang hanya dilakukan di enam provinsi besar di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan pada 1 Mei-23 Juni 2014.
Penelitian bersifat explanatory research dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden melalui media telepon seluler. Sementara data sekunder dilalakukan melalui studi literatur dan internet. Total responden pada survei ini adalah 1.043 dengan margin of error sebesar 4 %.
Mayoritas responden yang diambil dalam survei ini adalah kalangan terdidik dengan pendikan akhir Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana mencapai 60 % dan yang berpendidikan akhir SMA ke bawah, yakni 40 %.
Dilihat dari pekerjaannya, mayoritas responden adalah pegawai swasta (31 %), pelajar/mahasiswa (28 %), wirusaha (15 %), lainnya (10 %), ibu rumaah tangga (9 %), dan pegawai negeri sipil (6 %). (Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News