Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Bank sentral juga melihat bahwa penurunan indeks terjadi pada responden dengan pengeluaran di atas Rp 3 juta per bulan.
Sementara itu, keyakinan konsumen terhadap penghasilan konsumen saat ini relatif stabil bila dibandingkan dengan kondisi 6 bulan yang lalu. Ini terlihat dari indeks penghasilan yang relatif tetap pada level 114,0.
Lebih lanjut, penurunan IEK pada bulan Maret 2020 mencerminkan penurunan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan.
Baca Juga: Analis: Insentif sembako dari pemerintah berefek positif pada emiten barang konsumsi
Ini akibat dari penurunan ekspektasi konsumen terhadap kegiatan saham, penghasilan, serta ketersediaan tenaga kerja pada 6 bulan mendatang.
Konsumen memperkirakan tingkat pertumbuhan kegiatan usaha pada 6 bulan mendatang akan lebih terbatas dari bulan sebelumnya. Ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha ang turun 7,9 poin dari bulan sebelumnya menjadi 126,2.
Konsumen juga memperkirakan kenaikan penghasilan pada 6 bulan yang akan datang tidak setinggi bulan sebelumnya. Ini terlihat dari Indeks ekspektasi Penghasilan pada Maret 2020 yang sebesar 138,2 atau lebih rendah dari 143,9 pada bulan sebelumnya.
Selain itu, konsumen juga kurang optimis pada ketersediaan lapangan kerja. Ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja yang sebesar 126,2 arau menurun dari 134,1 dari bulan sebelumnya.
Baca Juga: Bisnis Rokok Era Pandemi Wabah Corona (Covid-19)
Secara keseluruhan, bila dilihat dari wilayah pelaksanaan survei sebanyak 14 kota pelaksana juga mengalami penurunan optimisme konsumen. Terutama, penurunan terlihat di Kota Denpasar sebesar 15,3 poin, diikuti Palembang yang tergerus 13,3 poin, serta Manado 8,4 poin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News