kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Survei BI: Konsumen masih optimistis di Desember


Senin, 06 Januari 2014 / 11:56 WIB
Survei BI: Konsumen masih optimistis di Desember
ILUSTRASI. Perhatikan! Inilah 6 Penyebab Jerawat Semakin Bertambah Banyak


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kondisi konsumen Indonesia bulan Desember 2013 ternyata tumbuh dan optimistis dari bulan sebelumnya atau November 2013. Setidaknya ini merupakan hasil survei Bank Indonesia pada Desember 2013 lalu.

Menurut survei itu, BI menyimpulkan adanya indikasi penguatan konsumsi rumah tangga selama Desember. Hal tersebut tercermin dari naiknya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2013 menjadi 116,5.

Sementara itu, di bulan sebelumnya atau November 2013, IKK tercatat pada angka 114,3. Kenaikan IKK terutama didorong membaiknya optimisme konsumen atas ketersediaan lapangan pekerjaan baik saat ini maupun 6 bulan mendatang.

Selain itu, naiknya pembelian barang tahan lama juga mendorong kenaikan angka IKK di Desember 2013. Sementara itu, mengenai risiko inflasi pada 3 bulan mendatang (Januari-Maret 2014)  diperkirakan konsumen akan mereda.

Indeks ekspektasi Harga diperkirakan akan lebih rendah dan lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya. Namun begitu ekspektasi konsumen ini sepertinya belum mempertimbangkan kenaikan harga elpiji kemasan 12 kilogram yang ditetapkan Pertamina pada 1 Januari lalu.

Sementara itu, ekspektasi konsumen bulan Desember memperkirakan adanya tekanan atau kenaikan harga pada 6 bulan mendatang (Juni 2014). Naiknya permintaan menjelang Pemilu Presiden (9 Juli 2014) dan naiknya permintaan masyarakat menghadapi bulan puasa di akhir Juni 2014 diperkirakan menjadi pendorong utama tekanan kenaikan harga.

Perlu diketahui, survei yang dilakukan oleh BI ini dilakukan terhadap 4.600 responden rumah tangga (stratified random sampling) di 18 kota: Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, Bandar Lampung, Palembang, Banjarmasin, Padang, Pontianak, Samarinda, Manado, Denpasar, Mataram, Pangkal Pinang, Ambon dan Banten.

Indeks per kota dihitung dengan metode balance score (net balance + 100) menunjukkan optimis dan di bawah 100 berarti pesimis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×