kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ketegangan Geopolitik Diramal Beri Dampak ke Perdagangan RI hingga Dua Bulan ke Depan


Selasa, 23 Januari 2024 / 18:30 WIB
Ketegangan Geopolitik Diramal Beri Dampak ke Perdagangan RI hingga Dua Bulan ke Depan
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Indonesia, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (1/12/2023). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku tengah melakukan monitoring mengenai dampak berbagai konflik geopolitik yang tengah terjadi, ke Indonesia. 

Bank Sentral mengungkapkan, konflik seperti yang terjadi di Timur Tengah hingga di Laut China Selatan berpotensi untuk memberi dampak kepada rantai pasok global, dan akhirnya pada inflasi dari jalur inflasi impor (imported inflation). 

Meski demikian, BI menegaskan kalau hingga saat ini, belum ada dampak nyata kepada Indonesia. 

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai, kondisi konflik geopolitik akan memberi dampak pada kinerja perdagangan Indonesia.  Dari kacamata Riefky, makin panasnya konflik geopolitik yang terjadi pada awal tahun ini akan menyundut nilai impor Indonesia dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan. 

Baca Juga: Bila Berkepanjangan, Konflik Geopolitik Akan Sundut Biaya Logistik Perdagangan

“Untuk satu atau dua bulan ke depan, dampaknya akan terasa di impor Indonesia,” terang Riefky kepada Kontan.co.id, Selasa (23/1). 

Menariknya, Riefky melihat ini akan mendorong penurunan volume impor Indonesia. Namun, di satu sisi, akan menambah nilai impor. Pasalnya, ada potensi pembengkakan biaya logistik. 

“Karena, ongkos impor akan lebih mahal. Banyak kapal melakukan pergantian rute dengan jarak tempuh yang lebih jauh. Sehingga akan berpengaruh pada biaya impor,” imbuhnya. 

Untuk nilai dampaknya kepada perdagangan Indonesia lebih lanjut, Riefky belum bisa meneropong jauh. 

Hanya, ia menegaskan potensi peningkatan nilai impor ke depan akan mempersempit besaran surplus neraca perdagangan Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. 

Sedangkan Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual pernah mengungkapkan, sejauh ini dampak ketegangan geopolitik di kawasan Laut China Selatan belum terlalu berdampak pada Indonesia. 

Namun, senada dengan Riefky, David mengingatkan konflik geopolitik yang ada mungkin meningkatkan biaya pengiriman barang.  Kemudian, David juga memberi catatan akan ada beberapa hal yang akan memenagruhi prospek perdagangan Indonesia ke depan. 

Baca Juga: Begini Tanggapan Gubernur BI Soal Dampak Konflik di Timur Tengah Bagi RI

Setidaknya, hingga paruh pertama tahun ini, kegiatan perdagangan, terutama impor akan terganggu dari ketidakpastian politik. Ini terkait juga dengan pengusaha yang masih wait and see dalam melakukan ekspansi. 

Namun, pada paruh kedua tahun ini, David yakin keadaan akan berlangsung membaik, seiring dengan adanya kepastian politik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×