Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Super immunity diduga telah terbentuk di Tanah Air karena 86,6% populasi Indonesia disebut telah memiliki titer antibodi SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Dugaan tersebut didapatkan dari hasil survei serologi di 100 kabupaten atau kota, baik yang termasuk wilayah aglomerasi maupun non aglomerasi, sepanjang bulan November sampai Desember 2021.
Berdasarkan data survei tersebut, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 juga menemukan, sekira 73,2% populasi di daerah survei telah memiliki antibodi meski belum pernah terdeteksi positif terinfeksi virus Corona dan belum menerima vaksin Covid-19.
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Jumat (7/1/2022), Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, juga membenarkan adanya dugaan tersebut.
Baca Juga: Dimulai 12 Januari 2022, Kelompok Ini Gratis Suntik Vaksin Covid-19 Booster
"Iya dugaannya dapat itu (super immunity)," kata Nadia.
Nadia menjelaskan, survei serologi sebenarnya dilakukan untuk mengukur efektivitas vaksin bagi masyarakat dan tingkat perlindungan di masyarakat.
"Tapi ini lebih melihat efektivitas vaksin," ujarnya.
Akan tetapi, melihat hasil titer antibodi milik responden survei yang cukup signifikan membuat pemerintah meyakini bahwa daya perlindungan masyarakat sudah cukup baik saat ini.
"Jadi proteksi masyarakat itu sudah tinggi levelnya," ucap Nadia.
Baca Juga: Kemenkes Rekomendasi Obat Molnupiravir untuk Covid-19 Omicron, Apakah Ampuh?
Meski begitu, Nadia mengingatkan, masyarakat tetap harus menjalankan protokol kesehatan (prokes) 5M secara ketat.
Adapun yang dimaksud protokol kesehatan 5M adalah mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, menjaga jarak aman minimal 2 meter, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas atau pergerakan.
Sementara itu, ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo menduga, tingginya titer antibodi SARS-CoV-2 yang dimiliki sebagian besar populasi di Indonesia mungkin berasal dari kombinasi vaksinasi dan paparan infeksi alami saat lonjakan infeksi varian Delta beberapa bulan lalu.
Akan tetapi, Ahmad belum bisa memastikan bahwa super-immunity telah terbentuk di Indonesia.
"Super immunity ini bukan istilah scientific karena bisa misleading," ujar Ahmad.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Indonesia Naik Lagi, Ini Perbedaan Gejala Omicron dengan Flu Biasa
Ahmad menambahkan, kalaupun super immunity telah terbentuk, masih belum diketahui efektivitasnya dalam mencegah penularan virus Corona varian Omicron yang disebut lebih cepat menular dan telah terdeteksi di Indonesia.
"Apakah super immunty ini mampu meredam serbuan Omicron? Kita lihat saja nanti," imbuhnya.
Ahmad menegaskan, seluruh masyarakat Indonesia tetap harus menjalankan protokol kesehatan hingga pandemi Covid-19 dinyatakan berakhir.
"Sementara jangan takabur, tetap prokes," tegasnya.
(Penulis: Ellyvon Pranita | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Super Immunity Sudah Terbentuk di Indonesia? Ini Penjelasan Kemenkes"
Penulis : Muhamad Syahrial
Editor : Muhamad Syahrial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News