Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
MAKASSAR. Pemerintah akan segera mencairkan dana penyertaan modal negara (PMN) untuk Badan Urusan Logistik (Bulog) sebesar Rp 3 triliun pada pekan ini. Dengan cairnya dana tersebut, Bulog dapat mengenjot penyerapan beras untu meningkatkan stoknya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, ia telah menghadap presiden untuk meminta percepatan pencairan dana Bulog ini. Pencairan anggaran tersebut dilakukan paling lambat sebelum memasuki lebaran karena telah ditandatangani Presiden Joko Widodo.
Pencairan dana tersebut mendesak dilakukan agar Bulog dapat bergerak cepat melakukan penyerapan beras di sejumlah provinsi di tanah air sehingga bisa menambah stok beras. Saat ini, Bulog telah memiliki stok sebesar 1,5 juta ton.
"Kalau bukan hari ini, Selasa (14/7) atau besok Rabu (15/7) dana untuk Bulog sudah cair," ujar Amran di Pelbuhan Pelni Soekarno-Hatta Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (14/7).
Amran meminta agar Bulog tidak hanya menyerap beras, tapi juga untuk komoditas bahan pangan lainnya seperti daging, gula, jagung, kedelai, bawang dan cabai. Tentu saja, Amran mendesak Bulog melakukan penyerapan komoditas pertanian milik petani dalam negeri dan bukan untuk kepentingan impor. Menurut Amran, sampai saat ini, belum ada kebutuhan impor yang mendesak bila petani dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan nasional.
Menurut Amran, saat ini, peranan Bulog adalah fokus sebagai stabilisator harga dan bukan lagi profit oriented atawa mencari untung. Dengan posisi barunya ini, maka Bulog dapat memaksimalkan penyerapan beras, terutama, dan komoditas lain seperti cabai, bawang dan daging dari petani untuk dijual dengan harga sewajarnya.
Amran optimis harga-harga pangan di pasaran dapat terkendali dengan masuknya Bulog sebagai stabilisator harga. Apalagi saat ini, ada penambahan lahan pertanian sebanyak 400.000 hekare (ha) di seluruh Indonesia. Dengan tambahan lahan pertanian tersebut pada pada wal tahun 2015 sektor pertanian mendapat nilai positif dengan kenaikan hasil pertanian yang diprediksi mencapai 5,5 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News