Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi belanja negara pada Mei 2022 baru sebesar Rp 938,2 triliun atau 34,5% dari target belanja APBN yang sebesar Rp 2.714,2 triliun.
“Kita sudah masuk bulan ke 6, belanja ini relatif agak lambat dari sisi kecepatan belanja,” tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Kita, Kamis (23/6).
Sri Mulyani memerinci, belanja tersebut telah disalurkan diantaranya untuk belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 319,2 triliun atau 33,7% dari target APBN.
Menurutnya belanja ini dimanfaatkan terutama untuk belanja pegawai termasuk pemberian THR, kegiatan operasional K/L, pengadaan peralatan/mesin, jalan, jaringan, irigasi, serta penyaluran berbagai bantuan sosial ke masyarakat.
Baca Juga: Hingga Mei, Penerimaan Pajak Sudah Capai 55,8% dari Target Tahun 2022
Kemudian, belanja non K/L telah disalurkan Rp 334,7 triliun atau 33,5% dari target belanja APBN. Belanja ini telah digunakan untuk penyaluran subsidi, kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pembayaran pensiun termasuk THR, serta jaminan Kesehatan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Lalu, untuk belanja transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) telah disalurkan Rp 284,3 triliun atau 36,9% terhadap APBN. Realisasi belanja ini didukung dengan adanya kepatuhan daerah dalam menyampaikan syarat salur yang lebih baik dan penyaluran dana Bantuan Operasional Siswa (BOS) regular TA 2022 tahap I.
Terakhir, belanja untuk pembiayaan investasi telah disalurkan sebanyak Rp 18 triliun hingga Juni 2022. Pembiayaan ini diberikan untuk Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) sebesar Rp 10 triliun, investasi pemerintah untuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Rp 7 triliun, dan BLU Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Rp 1 triliun.
Baca Juga: Ditopang Segmen Korporasi dan UMKM, Kredit Perbankan Naik 9,03% per Mei 2022
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, APBN telah bekerja keras melalui belanja negara yang didukung juga oleh program pemulihan ekonomi dan menjaga dampak adanya ketidakpastian. Pembiayaan investasi juga didorong untuk mendukung pembangunan di sektor prioritas dan upaya pemulihan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News