Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sepanjang tahun 2025, Bank Indonesia (BI) sudah memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate alias BI7-DRR sebanyak lima kali.
Di mana, BI sudah sudah pangkas suku bunga di bulan Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September, masing-masing 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. Mengingat, BI Rate di Desember 2024 berada di level 6%.
Lantas apakah BI masih akan melakukan pemangkasan suku bunga di sisa tahun 2025 ini?
Gubernur BI Perry Warjiyo memang tidak secara langsung menyebutkan akan kembali melakukan pemangkasan BI Rate di sisa tiga bulan terakhir 2025.
Namun, ia mengatakan, “Bank Indonesia akan terus mencermati prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI-Rate dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar Rupiah,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/9/2025).
Baca Juga: Bank Indonesia Pangkas BI Rate 25 bps Jadi 4,75%
Perry menjelaskan, dalam memutuskan pemangkasan suku bunga acuan, asesmen BI akan mempertimbangkan kondisi eksternal dan domestik.
Dari sisi eksternal BI turut menyoroti perlambatan ekonomi global, termasuk di negara mitra utama seperti Amerika Serikat (AS), China, Uni Eropa dan Jepang, kecuali India.
Menurutnya, faktor paling utama adalah kebijakan Fed Funds Rate (FFR). Ia memperkirakan dengan probabilitas lebih dari 90% bahwa FFR akan mulai turun. Hal ini juga yang menjadi salah satu pertimbangan dalam keputusan penurunan suku bunga pada September 2025 ini.
Selain itu, BI juga melihat pelemahan nilai dolar, baik melalui indeks DXY (Indeks Dolar AS) terhadap mata uang dunia maupun Asia, yang dinilai dapat mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
Sementara itu, dari sisi domestik, kondisi inflasi masih terkendali dan pertumbuhan ekonomi cukup baik, meski tetap diharapkan bisa lebih tinggi.
“Karena pertumbuhan ekonomi kita masih di bawah kapasitas nasional, sehingga permintaan domestik perlu kita dorong,” ungkapnya.
Baca Juga: Simak Sederet Upaya Bank Indonesia Bantu Dorong Perekonomian RI
Sejalan dengan itu, BI juga menyambut baik terkait keputusan Kementerian Keuangan yang menyalurkan total Rp 200 triliun kepada lima bank plat merah, untuk menambah likuiditas.
“Sehingga itu juga memperkuat kebijakan-kebijakan Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Ke depan, dengan tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas moneter, BI akan terus memantau setiap bulan perkembangan terkini, prospek, serta langkah penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, dengan tetap menjaga inflasi berada dalam sasaran dan stabilitas moneter terjaga.
Selanjutnya: Allianz Life Terapkan Strategi Ini untuk Dorong Pertumbuhan Aset
Menarik Dibaca: MYC Finance Melonjak 44% dalam 24 Jam, Bertahan di Puncak Kripto Top Gainers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News