kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Subsidi non-energi melampaui subsidi BBM


Selasa, 17 Februari 2015 / 13:42 WIB
Subsidi non-energi melampaui subsidi BBM
ILUSTRASI. Film The Pope's Exorcist berhasil masuk dalam jajaran top film Netflix hari ini (4/9) bersama beberapa film lainnya.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Salah satu perubahan mendasar yang terjadi dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 adalah belanja subsidi energi. Subsidi energi turun hingga Rp 206,9 triliun menjadi Rp 137,8 triliun bila dibanding APBN 2015.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan anggaran subsidi BBM tahun ini lebih rendah dari subsidi non-energi. Subsidi non-energi sebesar Rp 74,3 triliun. 

Sementara itu, anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) berikut Liquid Petroleum Gas (LPG) dan bahan bakar nabati (BBN) dalam APBN-P 2015 hanya Rp 64,7 triliun.

"Ini sudah termasuk carry over ke tahun berikutnya sebesar Rp 12,8 triliun," ujarnya dalam konferensi pers APBN-P 2015 di Jakarta, Selasa (17/2).

Menurutnya, hal ini adalah salah satu perbaikan anggaran yang dilakukan pemerintah dan tidak pernah anggaran subsidi non energi lebih tinggi. Untuk subsidi listrik sendiri disepakati sebesar Rp 73,1 triliun, naik Rp 4,5 triliun dari APBN 2015. 

Penurunan anggaran subsidi energi minyak yang signifikan ini dikarenakan beberapa kebijakan subsidi BBM yang diambil pemerintah. Pertama, memberikan subsidi tetap untuk BBM jenis minyak solar Rp 1.000 per liter dan subsidi (selisih harga) untuk minyak tanah.

Kedua, harga BBM jenis bensin premium, solar, minyak tanah ditetapkan pemerintah. Ketiga, melanjutkan program konversi BBM ke BBG terutama untuk angkutan umum di kota-kota besar. 

Keempat, mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan yang antara lain melalui konversi biofuel dan gas. Kelima, meningkatkan dan mengembangkan pembangunan jaringan gas kota untuk rumah tangga.

Adapun, belanja non kementerian/lembaga (K/L) dalam APBN-P 2015 disepakati sebesar Rp 524,1 triliun, turun Rp 221,1 triliun dari APBN yang sebesar Rp 745,1 triliun. Anggaran subsidi BBM yang drop menyebabkan anggaran belanja non KL drop. Untuk belanja K/L sendiri naik dari Rp 647,3 triliun menjadi Rp 795,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×