kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Subsidi Energi Diprediksi Naik Jika Tak Ada PPKM Selama Desember 2021


Senin, 27 Desember 2021 / 17:45 WIB
Subsidi Energi Diprediksi Naik Jika Tak Ada PPKM Selama Desember 2021
ILUSTRASI. Pekerja memindahkan tabung gas elpiji 3 kg di kawasan Petamburan, Jakarta, Selasa (12/10/2021). Subsidi Energi Diprediksi Naik Jika Tak Ada PPKM Selama Desember 2021.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mencatat, realisasi subsidi energi hingga November 2021 mencapai Rp 102,5 triliun, atau setara dengan 92,7% dari pagu anggaran tahun ini. Posisi ini bahkan naik 15,7% dari Rp 88,6 triliun pada periode sama 2020.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Padjajaran Yayan Satyaki mengatakan, prospek subsidi energi di akhir tahun akan cenderung lebih meningkat, jika di Desember ini tidak ada kebijakan PPKM.

“Kita ketahui bahwa subsidi energi ini memang terus naik, sedangkan pendapatan negara dan daya beli masyarakat relatif turun. Meski sudah membaik tetapi belum mampu mengkompensasi ekonomi yang hilang akibat pandemi. Sehingga pemulihan ekonomi pada saat ini masih jauh dari ekonomi rebound,” kaya Yayan kepada Kontan.co.id, Senin (27/12).

Baca Juga: Pengamat Indef: Transisi ke BBM Ramah Lingkungan, Tunggu Harga Energi Dunia Melandai

Yayan menilai, prospek subsidi energi di 2022 mendatang masih dalam ketidakpastian. Hal ini dikarenakan adanya varian omicron Covid-19 kebijakan pemerintah untuk menghadapi varian ini masih belum jelas. 

Sebab menurutnya saat ini pemerintah masih fokus untuk menggenjot sektor real yang sudah babak belur di kuartal III 2021 yang turun 50% dibandingkan kuartal II.

Akan tetapi dia melihat peluang pertumbuhan ekonomi akan membaik pada 2022. Bisa dimungkinkan jika tidak ada PPKM Level 4 maupun 3, pertumbuhan ekonomi akan terus pulih.

“Mudah-mudahan pada kuartal I 2022, kondisi sudah mulai positif sebagai tabungan pemulihan seperti kondisi pada kuartal II 2021. Oleh sebab itu, kita harus menjaga momentum agar pandemi tidak menyebar menjadi tolok ukur keberhasilan ekonomi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×