kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi agar bonus demografi tidak cuma menghasilkan pengangguran yang tinggi


Sabtu, 19 Desember 2020 / 17:28 WIB
Strategi agar bonus demografi tidak cuma menghasilkan pengangguran yang tinggi
ILUSTRASI. Sejumlah buruh mengenakan masker saat pulang kerja di salah satu pabrik di kawasan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/4/2020). Tribun Jabar/Gani Kurniawan


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Puni A. Anjungsari mengungkapkan, sudah lebih dari 1.000 anak muda yang menerima manfaat dari program Skilled Youth 4. Program Skilled Youth 4 adalah program kolaborasi Citi Indonesia dan Indonesia Business Links (IBL) yang didukung oleh Citi Foundation, ditujukan bagi generasi muda berusia 16-25 tahun di sejumlah wilayah di Jawa Barat yaitu Bekasi, Cikarang, Kerawang, Bandung, dan Purwakarta.

“Kami sangat menyambut baik inisiatif yang dilakukan Indonesia Business Links (IBL) dan dari hasil yang diperoleh, pendampingan bagi generasi muda merupakan salah satu faktor utama dari program Skilled Youth. Selain itu, aspek inklusif dan keberagaman juga mempunyai peran yang penting dalam pengembagan potensi generasi muda kedepannya dan bertujuan memberikan dampak yang serentak dan berkelanjutan bagi para generasi muda di wilayah yang menjadi sasaran program ini. ” ungkap Puni.

Menurutnya, Citi Indonesia pada tahun depan akan mulai mengembangkan aspek inklusif dan keberagaman yang menjadi peran penting dalam pengembangan potensi anak muda yang kedepannya akan menjadi acuan dari program-program yang akan dilaksanakan oleh Citi Indonesia.

Kaum muda menjadi salah satu kelompok yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Peluang untuk bekerja semakin sempit dan juga kesempatan berwirausaha menjadi terbatas. Karena itu, perlu ada kemitraan yang inklusif untuk mendorong kelompok muda bisa berwirausaha di masa pandemi dan juga pasca-pandemi.

Direktur Puskamuda UI Rissalwan Lubis mengatakan, rekomendasi pertama yaitu adanya grand design dan peta jalan peran dan tanggung jawab para pemangku kepentingan pemberdayaan ekonomi pemuda, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Rekomendasi kedua, harus ada pelembagaan atau kelompok aksi di daerah agar kemitraan berjalan. Rekomenasi berikutnya adalah penguatan peran pendampingan pemuda yang memiliki potensi (asset) dan kemampuan sebagai agen perubahan (agency). Sedangkan rekomendasi keempat dari aspek Gender, Equality, and Social Inclusion yaitu  memegang teguh prinsip No One Left Behind, dengan cara mengedepankan kepentingan kelompok yang mengalami eksklusi sosial atau termarjinalkan dari sistem sosial-ekonomi.

“Para pemangku kepentingan di pusat dan daerah serta pengusaha punya kontribusi besar untuk mendorong ekonomi pemuda. Caranya dengan meningkatkan soft skill serta literasi keuangan kaum muda. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberdayaan kaum muda,” kata Rissalwan.

Chief Technology Officer (CTO) Kerjabilitas.com Tety Sianipar mengingatkan bahwa soft skills atau keahlian adaptif lebih penting dibandingkan hard skills atau keahlian teknis agar bisa lebih sukses di jalur pekerjaan formal.

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mengungkapkan, salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi anak muda di sektor perekomomian adalan dengan merevitalisasi Balai Latihan Kerja yang selama ini sudah ada.

“Pemda punya BLK yang bisa dintegrasikan dengan kebijakan di pusat sehingga bisa memaksimalkan potensi perekonomian anak muda. Di masa pandemi ini, pelatihan bisa dilakukan secara virtual,” ujar Bhima.

Vice Chair, IBL Board of Management Nia Sarinastiti mengharapkan hasil kajian ini dapat diterapkan baik dari aspek kebijakan dan regulasi, koordinasi dan tata kelola, Positive Youth Development, serta aspek Gender Equality and Social Inclusion (GESI). Nia menyimpulkan, hasil kajian ini semakin menekankan pentingnya konsep pentahelix yang merupakan konsep dasar dari keterlibatan multipihak yaitu pemerintah, swasta, akademi, media dan komunitas, yang dapat mengakselerasi kemitraan yang produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×