kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.645   2,00   0,01%
  • IDX 8.612   -5,26   -0,06%
  • KOMPAS100 1.185   -4,75   -0,40%
  • LQ45 849   -5,56   -0,65%
  • ISSI 307   1,40   0,46%
  • IDX30 438   -1,12   -0,26%
  • IDXHIDIV20 508   -0,68   -0,13%
  • IDX80 132   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 139   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 139   -0,10   -0,07%

Stok Barang Anjlok, OECD: Dunia Usaha Makin Hati-Hati!


Rabu, 03 Desember 2025 / 16:05 WIB
Stok Barang Anjlok, OECD: Dunia Usaha Makin Hati-Hati!
ILUSTRASI. OECD menyoroti penurunan persediaan besar di kuartal III-2025 dan jadi sinyal kehati-hatian investor.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menyoroti terjadinya penurunan persediaan (investory drawdowns) yang cukup besar pada kuartal III-2025.​

Hal ini menjadi sinyal bahwa pelaku usaha di Indonesia mulai mengambil langkah lebih hati-hati di tengah ketidakpastian ekonomi.

Kepala Desk Indonesia dan Filipina Cyrille Schwellnus menjelaskan, secara keseluruhan perekonomian Indonesia masih berada dalam kondisi stabil.

Konsumsi rumah tangga tetap tangguh, ekspor terjaga, dan belanja pemerintah kembali meningkat setelah sempat dipangkas pada paruh pertama tahun 2025 untuk membiayai proyek prioritas seperti program makan bergizi gratis (MBG) dan pembentukan Danantara.

Baca Juga: OECD: Ekonomi Indonesia Stabil, tapi Investasi Mulai Tertahan

Namun, Schwellnus menegaskan bahwa indikator investasi menunjukkan perubahan perilaku pelaku usaha.

Penurunan stok barang ini disebut sebagai langkah konservatif yang kerap dilakukan perusahaan ketika menghadapi ketidakpastian.

"Investasi tetap stabil, tetapi pada kuartal III terjadi penurunan persediaan yang cukup besar karena pelaku usaha menilai ulang kondisi pasar," ujar Schwellnus dalam media briefing, Rabu (3/12/2025).

OECD mempertahankan proyeksi pertumbuhan Indonesia di level 5% pada 2025 dan 2026, lalu sedikit naik menjadi 5,1% pada 2027.

Permintaan domestik yang kuat diperkirakan tetap menjadi mesin utama pertumbuhan.

Untuk menjaga daya saing dan memperkuat kepercayaan investor, ia menekankan pentingnya mempercepat dua reformasi utama.

Pertama, liberalisasi investasi, terutama dengan membuka sisa hambatan kepemilikan asing di telekomunikasi dan transportasi.

Baca Juga: BI Perkuat Pengaturan dan Pengawasan Derivatif Pasar Uang dan Valuta Asing

"Ini akan meningkatkan persaingan, mendorong inovasi, dan mempercepat modernisasi ekonomi," katanya.

Kedua, peningkatan efisiensi belanja publik, termasuk penargetan lebih efektif pada program makan bergizi gratis agar lebih tepat sasaran pada kelompok rentan.

Selanjutnya: CNAF Bidik Pertumbuhan Single Digit Tahun Depan dengan Diversifikasi Produk

Menarik Dibaca: Promo Guardian Super Hemat 1-10 Desember 2025, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Maskara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×