kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.633   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.071   27,26   0,34%
  • KOMPAS100 1.115   1,03   0,09%
  • LQ45 783   -1,20   -0,15%
  • ISSI 284   1,67   0,59%
  • IDX30 411   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 466   -1,32   -0,28%
  • IDX80 123   0,18   0,14%
  • IDXV30 133   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 130   0,01   0,01%

Stimulus Fiskal dan Surplus Dagang Dapat Sokong Penguatan Rupiah pada Oktober 2025


Kamis, 02 Oktober 2025 / 18:50 WIB
Stimulus Fiskal dan Surplus Dagang Dapat Sokong Penguatan Rupiah pada Oktober 2025
ILUSTRASI. Teller menghitung uang di kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Senin (11/8/2025). Stimulus fiskal dinilai mampu mendorong optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka pendek dan sokong rupiah.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintah dinilai mampu mendorong optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka pendek dan turut mendukung penguatan nilai tukar rupiah.

Sebelumnya Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa percaya diri bahwa pelemahan rupiah hanya sementara, dan akan menguat dalam waktu dekat seiring pertumbuhan ekonomi domestik yang tetap solid.

“Saya yakin ketika mereka (investor) tahu bahwa kebijakan yang kita jalankan betul-betul bisa membalik arah pertumbuhan ekonomi, itu rupiah akan berbalik dengan cepat,” ujar Purbaya saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat (26/9/2025). 

Baca Juga: Surplus Neraca Dagang Diproyeksi Menyempit pada September 2025

Chief Economist Bank Central Asia (BCA), David Sumual, mengatakan stimulus yang diluncurkan pemerintah belakangan ini memberikan dampak positif terhadap sentimen pasar. Hal ini secara tidak langsung tercermin pada penguatan rupiah baru-baru ini.

Namun, menurut David, faktor surplus neraca perdagangan Agustus 2025 justru memberikan pengaruh yang lebih nyata terhadap pergerakan rupiah.

"Capaian surplus dagang yang baik pada bulan Agustus kemarin tampak lebih berpengaruh terhadap pergerakan rupiah, karena hal tersebut mendongkrak outlook terhadap kondisi neraca berjalan Indonesia di tengah arus keluar modal asing sepanjang Kuartal III-2025," ujarnya, Kamis (2/10).

Baca Juga: Setelah Intervensi, Kurs Rupiah Berpotensi Menguat Lagi, Selasa (30/9)

Dalam catatan Kontan, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah sebesar 1% sepanjang September 2025, dari posisi Rp 16.500 per dolar AS pada akhir Agustus 2025, dan ditutup menguat Rp 15 atau 0,09% menjadi Rp 16.665 per dolar Amerika Serikat (AS pada perdagangan terakhir kuartal ketiga 2025. Selasa (30//9). 

Sedangkan sejak awal tahun, kurs rupiah spot melemah 3,30% terhadap dolar AS. Ini melihat posisi rupiah di akhir tahun 2024 berada di Rp 16.132 per dolar AS.

Adapun kurs rupiah Jisdor hari ini justru melemah tipis Rp 12 atau 0,07% menjadi Rp 16.692 per dolar AS. 

Kurs rupiah Jisdor melemah 1,40% sepanjang September dari posisi Rp 16.461 per dolar AS pada akhir Agustus 2025. Sedangkan sejak awal tahun, kurs rupiah Jisdor melemah 3,31% dari posisi akhir tahun lalu di Rp 16.157 per dolar AS.

Memasuki awal Oktober 2025, pada Rabu (1/10), rupiah menutup perdagangan dengan menguat 0,18% atau 30 poin ke level Rp 16.634,50 per dolar AS.

Baca Juga: Menguat 0,18% Hari Ini, Begini Proyeksi Rupiah Besok Kamis (2/10)

Berlanjut Kamis (2/10), rupiah ditutup menguat di level Rp 16.598 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini membuat rupiah menguat 0,22% dibanding penutupan hari sebelumnya.

David menilai, kombinasi stimulus fiskal dengan kinerja eksternal yang solid menjadi kunci menjaga daya tarik Indonesia di mata investor. Terlebih, kebijakan pemerintah yang pro-cyclical dengan fokus pada pemulihan daya beli masyarakat mampu memperkuat prospek pertumbuhan ekonomi domestik.

Ia mencontohkan, program padat karya tunai senilai Rp 5,3 triliun yang baru saja diluncurkan pemerintah patut diapresiasi.

Program ini tidak hanya memperluas lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan penerimaan rumah tangga dan daya beli masyarakat secara lebih berkelanjutan.

Baca Juga: Rupiah Terkapar, Ini 3 Jurus Strategis untuk Menguatkan Kembali Menurut Ekonom

"Ini patut diapresiasi, mengingat program tersebut memperluas lapangan kerja, sehingga berdampak pada kenaikan penerimaan rumah tangga dan daya beli masyarakat secara lebih sustainable," ungkap David.

Selanjutnya: Kilang Pertamina Kembali Terbakar, Pembangunan Kilang Baru Tak Kunjung Rampung

Menarik Dibaca: 4 Manfaat Minum Cuka Apel Sebelum Tidur, Bagus untuk Gula Darah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×