kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Stanchart: Ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,2%


Kamis, 05 Oktober 2017 / 23:43 WIB
Stanchart: Ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,2%


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Standard Chartered Bank memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 5,2%. Pertumbuhan ini lebih laju ketimbang tahun lalu di level 5,02%.

Aldian Taloputra, ekonom senior Standard Chartered Bank Indonesia mengatakan, pertumbuhan ini didorong oleh perbaikan permintaan eksternal, konsumsi pemerintah, dan investasi. Dari sisi eksternal, Standard Chartered mememperkirakan, pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 3,5% tahun ini, lebih kencang ketimbang pertumbuhan ekonomi tahun lalu 3,2%.

Pertumbuhan ini didorong oleh perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS), China, dan Eropa. "Kami memperkirakan, China akan tumbuh lebih cepat tahun ini untuk pertama kalinya sejak tahun 2010," kata Aldian dalam presentasi market outlook Stanchart 2017, Kamis (5/10).

Dia menambahkan, momentum pertumbuhan pada semester kedua ini masih kuat, meski lebih lambat jika dibandingkan dengan semester satu lalu. "Sejalan dengan melambatnya siklus akumulasi investory, rebalancing ekonomi China dan normalisasi kebijakan moneter negara maju dunia," kata dia.

Aldian mengatakan, normalisasi kebijakan moneter negara maju ini masih menjadi risiko utama bagi Indonesia, selain faktor geopolitik. "Tapi kami melihat, normalisasi ini akan memiliki dampak terbatas pada ekonomi Indonesia," kata dia.

Standard Charetered Bank memperkirakan, bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve akan menurunkan neraca dan mengetatkan kebijakan moneter. "The Fed akan menaikkan suku bunga 2-3 kali dalam 12 bulan ke depan," imbuh dia.

Faktor domestik yang bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia misalnya reformasi perpajakan seperti akses data dan amnesti pajak. Pemerintah pun menargetkan pelebaran defisit menjadi 2,6% dari produk domestik bruto, lebih besar ketimbang sebelumnya 2,4%.

Langkah ini positif karena dilakukan untuk menjaga stimulus fiskal. Sentimen positif ini ditambah dengan tingkat konsumsi rumah tangga yang stabil, investasi swasta yang membaik, serta didukung oleh perbaikan infrastruktur dan iklim investasi yang juga membaik. "Kenaikan peringkat dan stabilitas politik setelah pilkada DKI menjadi sentimen positif bagi Indonesia," pungkas Aldian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×