Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) meminta pemerintah untuk tidak melakukan operasi pasar beras impor pada saat petani melakukan panen raya.
Pasalnya, operasi pasar sebagai program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) tersebut berdampak pada penurunan harga beras di tingkat pedagang yang akhirnya berdampak pada harga padi di tingkat petani.
Ketua Umum Perpadi Soetarto Ali Moeso berharap pemerintah melakukan buka tutup operasi pasar beras impor di waktu yang tepat. "Harus buka tutup seperti keran gitu agar semuanya jadi lancar," katanya saat dihubungi KONTAN, Selasa (29/10/2024).
Baca Juga: Penuhi Program Makan Bergizi Gratis dari Pangan Lokal, Rantai Pasok Harus Dibenahi
Menurut Soetarto, pedagang beras cukup kesulitan menjual beras pada saat pemerintah melakukan stabilisasi harga namun waktunya bersamaan dengan masa panen raya.
"Harga beras jadi terus, sehingga pedagang kesulitan menjual karena pasokan melimpah. Kalau harga beras di pedagang turun akan berdampak pada harga gabah di petani," ungkapnya.
Atas dasar itu, pemerintah menyetop distribusi beras impor dan menyerap gabah dari petani untuk kebutuhan stok. Agar petani terus bersemangat menanam, maka pemerintah harus membeli gabah dari petani tidak di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).
Mengenai perkembangan harga beras saat ini, Soetarto bilang, dalam kondisi stabil, yakni tidak terjadi lonjakan harga atau penurunan harga yang signifikan. "Harga beras secara umum saat ini sedang adem karena usai panen raya. Tapi jeda panen ini pendek, sehingga perubahan harga beras juga berlangsung cepat," imbuhnya.
Baca Juga: Pemerintah Jajaki Impor Beras 1 Juta Ton dari India Tahun Depan
Perpadi melaporkan, harga beras di Sulawesi terjadi mengalami sedikit penurunan lantaran panen masih berlangsung yang juga berbarengan dengan operasi stabilitas harga. "Di Sulawesi, harga beras medium di tingkat penggilingan berkisar Rp 11.000-an, karena harga gabah di petani Rp 6.000-an," sebut Soetarto.
Adapun harga beras medium di Pulau Jawa biasanya lebih tinggi dari luar Jawa, yakni berkisar Rp 11.500-Rp 11.800 per kg, karena harga padi di tingkat penggilingan sekitar Rp 6.200-Rp 6.300 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News