kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SSS: Ical lebih bermasalah ketimbang Prabowo


Kamis, 12 Desember 2013 / 22:33 WIB
SSS: Ical lebih bermasalah ketimbang Prabowo
ILUSTRASI. Warga memakai masker saat berada di jalur pedestrian Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat,


Reporter: Ferry Hidayat | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Calon Presiden (capres) dari Partai Golkar Abu Rizal Bakrie (Ical) lebih banyak diterpa isu miring ketimbang capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sugeng Sarjadi Syndicate (SSS) menilai, kedua capres itu menjadi rival terdekat dari Jokowi yang tengah digadang-gadang menjadi capres dari PDI Perjuangan. Namun di antara Ical dan Prabowo, justru nama Prabowo cenderung lebih 'aman' ketimbang Ical.

"Isu-isu miring tentang Aburizal lebih kompleks dibandingkan Prabowo, misalnya lumpur Lapindo, isu Jawa dan non-Jawa," kata Direktur Eksekutif SSS Ari Nurcahyo di Jakarta Kamis (12/12)

SSS melihat elektabilitas Golkar justru lebih tinggi ketimbang capresnya itu. Meskipun popularitas Ical sudah tidak dapat diragukan lagi, tetapi SSS memandang popularitasnya itu tidak bisa dipisahkan oleh sejumlah kontroversi di masa lalunya.

Sementara itu, meskipun sosok Prabowo juga mempunyai problem yang sama dengan Ical, tetapi SSS memandang, isu miring yang menerpa Prabowo tidak terlalu populis dan hanya dapat direspons oleh segelintir elit saja. "Prabowo memiliki isu miring misalnya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Namun isu itu elitis dan tidak akan mempengaruhi pemilihan publik," ujarnya.

Oleh karena itu, SSS menyarankan Ical perlu mencari sosok dari kalangan Jawa sebagai bagian dari kompensasi untuk menambal 'dosa masa lalunya' tersebut. "Sosok Ketua Muslimat NU Khofifah Indarparawansa dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD bisa dampingi Ical," kata peneliti SSS, Ridho Imawan Hanafi.

Tetapi sekalipun usaha itu dilakukan oleh Ical, SSS secara pesimis memandang langkah tersebut tetap tidak akan optimal karena yang menjadi kunci adalah sosok bakal capres yang dilihat publik. "Jadi siapapun cawapres tidak akan berpengaruh karena yang menentukan perolehan suara di Pilpres 2014 adalah ARB sendiri," katanya.

Sementara itu, berdasarkan rilis hasil penelitian SSS, disebutkan bahwa elektabilitas Jokowi meraih 22,97% suara, disusul Prabowo Subianto dengan raihan 19,01%, lalu Aburizal Bakrie 12,09%, dan Megawati Soekarnoputri 11,42%. Selanjutnya Wiranto 7,28%, Jusuf Kalla 5,27%, Abraham Samad 5,20%, dan Dahlan Iskan 5,19%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×