kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani yakin pertumbuhan ekonomi bisa membaik mulai kuartal kedua


Rabu, 26 Februari 2020 / 16:59 WIB
Sri Mulyani yakin pertumbuhan ekonomi bisa membaik mulai kuartal kedua
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Menkeu Sri Mulyani mengakui perekonomian Indonesia akan mengalami tekanan berat sepanjang kuartal I-2020. FOTO ANTARA/Pusp


Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui perekonomian Indonesia akan mengalami tekanan berat sepanjang kuartal I-2020, terutama akibat sentimen negatif Covid-19 yang memukul ekonomi China. 

Pasalnya, sentimen tersebut mempengaruhi banyak sektor perekonomian mulai dari sektor pariwisata, manufaktur, komoditas, keuangan, hingga daya konsumsi masyarakat. 

Baca Juga: Pajak hotel dan restoran ditiadakan, Kemenkeu kucurkan hibah Rp 3,3 triliun ke daerah

“Sektor manufaktur misalnya, banyak pelaku industri yang sudah persiapkan stok bahan baku untuk sampai Maret karena mengantisipasi libur tahun baru China. Tapi mereka tidak perkirakan terjadi corona seperti ini yang berkepanjangan sehingga pasti perlu kita lihat pengaruhnya ke produksi sektor manufaktur nantinya,” tutur Sri Mulyani. 

Sentimen corona juga turut menekan harga komoditas. Di antaranya harga minyak mentah dan minyak sawit yang jatuh ke level sangat rendah. Begitu pun pada sektor keuangan, bursa saham mengalami penurunan tajam seperti Dow Jones (DJI) yang terkoreksi sekitar 6% hanya dalam dua hari, serta IHSG yang sejak awal tahun juga terkoreksi lebih dari 9%. 

“Ini menunjukkan adanya anxiety yang tinggi pada pelaku ekonomi,” sambung Sri Mulyani. 

Baca Juga: Kemenkes kerahkan 39 dokter spesialis saat observasi WNI di Pulau Sebaru

Pemerintah juga telah memperhitungkan, jika pertumbuhan ekonomi China turun sebesar 1%, maka dampaknya pertumbuhan ekonomi Indonesia pun akan turun pada kisaran 0,3% sampai 0,6%. Dengan baseline target pertumbuhan 5,3%, Sri Mulyani menyebut, maka ada potensi ekonomi Indonesia hanya bisa tumbuh 4,7%. 

Namun Sri Mulyani tak mau terlalu pesimis. Menurutnya masih ada peluang untuk perbaikan laju pertumbuhan pada kuartal kedua hingga kuartal keempat tahun ini seiring dengan berbagai stimulus yang telah diupayakan oleh pemerintah pada beberapa sektor perekonomian. 

“Kita unload semua untuk bisa recover di 2020. Kalaupun di kuartal pertama tekanannya berat, kita akan bisa catch-up di kuartal kedua, ketiga, dan keempat. China pun berpandangan seperti ini dengan harapan corona bisa teratasi secepatnya,” tutur dia. 

Baca Juga: Tambah manfaat kartu sembako, Sri Mulyani kucurkan tambahan anggaran Rp 4,56 triliun

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga menambahkan, paket stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah ditargetkan berjalan efektif selama tiga bulan ke depan untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Bahkan, stimulus perpajakan di daerah sudah ditetapkan berjalan hingga enam bulan ke depan. 

“Paket ini akan kita evaluasi segera setelah berjalan selama tiga bulan. Ada juga stimulus yang sampai enam bulan seperti perpajakan daerah, itu juga kita akan evaluasi. Kalau bagus, bisa saja kita lanjutkan,” tandas Airlangga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×