Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa kondisi global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hal ini disebabkan oleh berbagai masalah, mulai dari inflasi, kebijakan suku bunga yang tinggi, retaknya kerja sama global, perang hingga perubahan iklim.
Sri Mulyani memaparkan, situasi ekonomi global berkembang menuju tantangan yang kompleks seperti lingkungan suku bunga tinggi menimbulkan tantangan untuk stabilitas moneter, fiskal dan sektor keuangan.
"Banyak prediksi ekonomi dari tahun 2022,2023 dan sekarang berlanjut di 2024, dunia sedang tidak baik-baik saja," kata Sri Mulyani saat agenda seminar Nasional Jesuit Indonesia, Kamis (30/5/2024).
Kondisi global diperburuk dengan adanya tensi geopolitik, terkhusus pada perang antar negara.
"Jadi dunia tidak baik-baik saja karena masalah geopolitik," ujarnya.
Baca Juga: Hingga April 2024, Realisasi Penerimaan Bea Cukai Capai Rp 95,7 Triliun
Selain itu, adanya fenomena global yakni aging society atau menurunnya jumlah populasi penduduk seiring rendahnya angka kelahiran juga dinilai akan memberatkan ekonomi dunia.
Ia menerangkan, pengertian aging society dalam suatu negara adalah peningkatan penduduk dengan usia di atas 65 tahun mencapai 10%-15% dari total populasi.
"Perubahan iklim dan aging population ini kombinasi yang akan memberatkan perekonomian dunia,” tuturnya.
Kebijakan Fiskal 2025
Dalam paparannya, Sri Mulyani mengungkapkan sejumlah tantangan dan peluang kebijakan fiskal 2025 untuk mewujudkan visi Indonesia di tahun 2045, mulai dari faktor tensi geopolitik, perdagangan, investasi, pertumbuhan yang melambat, kualitas Sumber Daya Manusia, infrastruktur, perubahan iklim, dan digitalisasi.
Adapun fokus penguatan jangka menengah dalam kebijakan fiskal 2025 yakni mencetak SDM unggul, hilirisasi dan transformasi ekonomi hijau, infrastruktur, birokrasi dan regulasi, membangun ekonomi kreatif dan kewirausahaan, menjaga keamanan dan kemandirian pangan serta energi dan lainnya.
Melalui fokus tersebut, diharapkan dapat mencetak program unggulan pendukung strategi jangka pendek seperti pendidikan bermutu, kesehatan berkualitas, pengentasan kemiskinan dan pemerataan serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Baca Juga: Kemenkeu Sorot Dana Jumbo Milik Pemda yang Mengendap di Perbankan
"Untuk 2025 pemerintahan baru karena berdasarkan siklus APBN tetap dipersiapkan oleh pemerintahan ini. Kita memberikan kerangka besar, amplop besarnya. Ini loh APBN yang nanti kita sampaikan kepada pemerintahan baru posturnya seperti ini," ujarnya.
Meski ada tantangan, namun pihaknya akan terus mereformasi sisi perpajakan dan memperkuat institusi, membersihkan dari korupsi dan meningkatkan investasi di bidang digital. Melalui cara-cara tersebut, diharapkan proses bisnis menjadi jauh lebih certain dan less corrupt atau mengurangi interaksi sehingga celah korupsi makin ditutup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News