kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani tak ingin APBN 2017 seperti 2016


Selasa, 07 Februari 2017 / 22:40 WIB
Sri Mulyani tak ingin APBN 2017 seperti 2016


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Menyadari ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian, pemerintah meyakinkan akan memperkuat ekonomi domestik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini. Beberapa komponen penyumbang ekonomi domestik bakal diperkuat.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan, pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,02% year on year (YoY), lebih tinggi dibanding pertumbuhan tahun 2014 dan 2015. Meski demikian, kecepatan laju pertumbuhan tersebut tertahan oleh pengeluaran pemerintah dan ekspor yang terkontraksi.

Sementara investasi tahun lalu tumbuh lebih lambat. Walaupun konsumsi rumah tangga lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, akan gunakan instrumen pemerintah untuk menjaga konsumsi rumah tangga sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar. "Tahun 2017, konsumsi kami jaga paling tidak supaya setara dengan rata-rata 10 tahun terakhir," kata Sri Mulyani, usai acara Indonesia Eximbank Investor Gathering di Hotel Ritz Carlton, Selasa (7/2).

Pemerintah juga akan fokus mendorong investasi, melalui keberpihakan terhadap sektor-sektor potensial. Contohnya, sektor pariwisata, baik dari sisi transportasi, restoran, maupun jasa melalui belanja pemerintah. Bentuk keberpihakan lainnya dari pemerintah lanjut dia, pemberian fasilitas pajak berupa tax allowance dan tax holiday.

Menurutnya, beberapa sektor potensial yang mendorong pertumbuhan tahun ini seperti pertanian, manufaktur, dan jasa baik keuangan, transportasi, serta komunikasi.

Ia juga mengatakan, upaya pemerintah mendorong investasi tahun ini melalui perbaikan iklim bisnis di dalam negeri dengan menjaga kredibilitas anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2017 melalui defisit anggaran.

Sri Mulyani sepertinya tak mau mengulangi kondisi 2016. Saat ia kembali menjadi Menteri Keuangan, Sri kaget dengan kondisi APBN yang dianggapnya tak kredibel, terlalu ambisius, sehingga malah menimbulkan ketidakpastian.

Dari sisi penerimaan, pemerintah akan melihat, mengenai, dan mengelola risiko penerimaan tahun ini tanpa terlalu merasa khawatir. Tak hanya itu, penguatan penegakan hukum dalam perpajakan juga akan dilakukan

"Jangan sampai kontribusinya (terhadap pertumbuhan) sedikit tetapi memberi cost bagi ekonomi dan tidak membayar pajak. Kemudian ada sektor yang besar kontribusinya tetapi bayar pajak besar," tambah dia.

Dari sisi belanja, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan gunakan belanja untuk memperbaiki fundamental di dalam negeri, seperti kemiskinan dan pembangunan daerah melalui dana transfer ke daerah.

"2017 kami harap APBN tidak menjadi faktor yang menciptakan uncertainly maka kredibilitas dari sisi revenue jadi penting dan quality of spending juga penting," tambahnya.

Sri Mulyani masih optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini sesuai dengan yang diasumsikan dalam APBN 2017 sebesar 5,1% dan inflasi di level 4%. Meski di sisi lain, nilai tukar rupiah dan harga minyak akan mengalami dinamika sesuai dengan perkembangan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×