Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2016 dan akumulasinya sepanjang 2016 pada Senin (6/2). Sejumlah ekonom memproyeksi, pertumbuhan ekonomi kuartal keempat tahun lalu sekitar 4,9%-5% year on year (YoY), sehingga sepanjang 2016 pertumbuhannya 5% YoY.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal tahun lalu sebesar 4,9% YoY, sehingga pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 5% YoY, lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang tercatat 4,8%.
Meski lebih tinggi, Anton melihat adanya sisi pelemahan pada konsidi ekonomi Indonesia secara umum pada tahun lalu, terutama pada permintaan domestik dan kegiatan bisnis. Hal tersebut tampak pada lebih rendahnya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) 2016 yang diperkirakan sebesar 2% dari produk domestik bruto (PDB), di bawah tahun sebelumnya yang sebesar 2,1% dari PDB. Dan inflasi 3,02% yang juga lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, realisasi penerimaan pajak rutin pada tahun lalu juga masih lebih rendah dari tahun sebelumnya dan pertumbuhan kredit yang lebih lambat.
Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal keempat tahun lalu sekitar 4,9%-5%. Menurut Fakhrul, pertumbuhan ekonomi tersebut disumbang oleh pulihnya kegiatan ekspor sehingga neraca perdagangan pun membaik.
"Perbaikan ini mampu menutupi belanja pemerintah yang tidak sebaik ekspektasi pasar," kata Fakhrul.
Tak hanya itu, investasi Indonesia pada kuartal empat tahun lalu tumbuh sebesar 9,6% YoY, sehingga total investasi Indonesia tumbuh sebesar 12,4%. Sementara, kontributor konsumsi rumah tangga masih relatif stabil.
Kelapa Ekonom Standard Chartered Aldian Taloputra memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal keempat tahun lalu sebesar 5% YoY. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,03% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News