Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
Hal tersebut juga turut mendorong Stabilitas sistem keuangan Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) atau Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan dan International Monetary Fund (IMF) yang menurunkan proyeksi ekonomi dunia pada 2021.
Tercatat OECD menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 5,8% pada Mei lalu dan kini menjadi 5,7%. Sedangkan IMF memproyeksikan ekonomi dunia yang pada Juli 2021 6% menjadi 5,9% saat ini.
“Meskipun dengan kondisi dunia yang juga mengalami tantangan. Pemulihan ekonomi Indonesia juga terus berlanjut. Didukung oleh keberhasilan penanganan covid terutama melonjaknya kasus akibat varian delta,” papar Sri Mulyani.
Bendahara keuangan negara ini menjelaskan, kasus harian Covid-19 di Indonesia menunjukkan penurunan sejak awal Agustus 2021. Perkembangan ini mendorong pelonggaran pemberlakuan pembatasan aktivitas masyarakat, sehingga aktivitas ekonomi saat ini secara bertahap makin menunjukkan pemulihan. Pulihnya aktivitas ekonomi dilihat dari beberapa indikator dari Agustus hingga September yang menunjukkan adanya tren perbaikan.
Perbaikan tersebut antara lain, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur yang kembali masuk pada zona ekspansif pada level 52,2, indikator mobilitas penduduk yang meningkat, indeks belanja masyarakat, penjualan kendaraan bermotor, penjualan konsumen, serta konsumsi listrik baik di sektor industri dan bisnis yang menunjukkan ekspansi.
Sementara itu, laju inflasi juga tetap terkendali di level 1,6% yoy. Sri Mulyani bilang, dari sisi eksternal surplus neraca perdagangan masih terus berlanjut sampai September 2021 hingga mencapai Rp 4,37 miliar. Pun dari Januari hingga September 2021 dan secara kumulatif surplus neraca perdagangan mencapai US$ 25,07 miliar.
Kemudian, posisi cadangan devisa Indonesia juga berada pada tingkat US$ 146,6 miliar alias setara dengan 8 sampai 9 bulan impor barang dan jasa. Perkembangan yang sangat positif ini tidak terlepas dari upaya penguatan dan sinergi setra koordinasi kebijakan bersama BI, OJK dan LPS, dalam rangka bersama-sama terus menjaga sistem keuangan, mendorong, serta mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
Selanjutnya: Penjelasan Sri Mulyani terkait menyusutnya pembiayaan utang hingga September 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News