kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani Sebut Potensi Ekspor Kredit Karbon Sektor Kehutanan Capai Rp 2,6 Triliun


Kamis, 14 Juli 2022 / 17:09 WIB
Sri Mulyani Sebut Potensi Ekspor Kredit Karbon Sektor Kehutanan Capai Rp 2,6 Triliun
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Sebut Potensi Ekspor Kredit Karbon Sektor Kehutanan Capai Rp 2,6 Triliun.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia merupakan salah satu negara dengan hutan tropis terbesar di dunia. Sehingga Indonesia ditargetkan bisa mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 .

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, sejalan dengan pencapaian target net zero emission (NZE) pada tahun 2030, sektor kehutanan masih memiliki peluang untuk menghasilkan pengurangan emisi karbon.

Sri Mulyani mengungkapkan, saat ini potensi nilai ekspor kredit karbon dari proyek penurunan emisi karbon di sektor kehutanan adalah Rp 2,6 triliun per tahun dengan luas hutan 434.811 hektare.

"Ini sudah disebutkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kami sebagai komitmen di luar NDC, jadi kredit karbon dari luar NDC diestimasikan akan cukup besar dan bisa diperdagangkan di pasar global," ujar Sri Mulyani dalam acara Sustainable Finance for Climate Transition Roundtable yang dipantau secara daring, Kamis (14/7).

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina: Antara Kejutan Risiko dan Urgensi Percepatan Energi Terbarukan

Untuk diketahui, pemerintah telah menargetkan penurunan emisi karbon dalam dokumen DCD sebesar 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Oleh karena itu, menurutnya, pemanfaatan sektor kehutanan Indonesia akan membantu dalam pengurangan emisi karbon dan mencapai target tersebut.

"Indonesia dengan hutan yang luas tentunya dapat menghasilkan kredit karbon yang secara global mampu mencapai target penurunan emisinya," tuturnya.

Sri Mulyani menyebut, KLHK saat ini sedang mempersiapkan regulasi untuk dapat lebih mengoptimalkan potensi karbon di luar NDC tersebut.

Merujuk pada dokumen update NDC, pemerintah juga akan melakukan strategi lain di luar NDC, yaitu dengan memanfaatkan ekosistem karbon biru pesisir terbesar yang meliputi mangrove, padang lamun, dan juga terumbu karang.

Baca Juga: Akan Ekspor Green Steel, Gunung Raja Paksi (GGRP) Sasar Negara Eropa

Adapun ekosistem tersebut diperkirakan menyimpan sekitar 75% hingga 80% dari jumlah karbon terbanyak di dunia. Sehingga proyek tersebut menurutnya berpotensi akan menghasilkan kredit karbon.

"Ini berarti bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar dari ekosistem pesisir. Proyek ini juga akan menghasilkan potensi kredit karbon," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×