Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Sehingga, dengan begitu saat ini perlu dilakukan kerjasama dengan berbagai lembaga. Momentum seperti COP-26 di Glasgow di UK kemarin, menurutnya Indonesia termasuk yang memberikan showcase dan bahkan sampai memberikan technical proposal.
“Ini supaya mereka bisa melihat bahwa negara seperti Indonesia sangat serius (mendesain ETM) dengan menyiapkan policy, kerangka kebijakan, kita membuat mekanisme pasarnya, dan kita punya instrumen carbon tax-nya.
Nanti ini semuanya siap untuk bisa dipakai pada saat dunia memang sudah bersepakat dan kita secara bersama-sama akan melakukan pentahapan secara sebaik mungkin,” jelasnya.
Baca Juga: Teknologi Baterai Makin Maju, Pembangkit EBT PLN Naik Besar-besaran Mulai 2028
Sri Mulyani juga mengatakan bahwa sektor swasta di Indonesia termasuk Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) juga sangat antusias untuk ikut di dalam menjalankan transisi energi ini.
Antusiasme ini akan memberikan suatu kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan dan mendesain ETM bersama-sama dengan semua pihak.
Menurutnya, pemerintah, masyarakat, pelaku usaha dan lembaga keuangan harus mendiskusikan desain ETM ini secara kolaboratif.
Saat ini, OJK sudah mulai membuat taksonomi hijau maka hal ini juga akan diikuti oleh seluruh negara ASEAN yang membuat taksonomi dan aturan-aturan di pasar keuangan dan pasar modal. Sehingga ini bisa memfasilitasi perdagangan karbon tidak hanya secara domestik tapi juga bisa secara global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News