Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan, kondisi perekonomian global tanun ini bakal semakin melemah.
Hal ini terbukti dengan banyak lembaga internasional yang merevisi pertumbuhan ekonomi di banyak negara. Kondisi ekonomi yang semakin lemah tersebut, disebabkan oleh semakin ketatnya kebijakan moneter, sempitnya ruang fiskal serta masih terjadinnya disrupsi pasokan.
“Ke depan tantangan ekonomi memang akan diwarnai dengan suasana yang mirip dengan 2022 di berbagai belahan dunia,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (3/1).
Baca Juga: Ekonom: Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Kinerja Belanja Negara Perlu Diperkuat
Berbagai Lembaga internasional juga turut merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di antaranya, Dana Moneter Internasional (IMF) yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5%, Bank Dunia sebesar 4,8%, Asian Development Bank (ADB) memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5%, Bloomberg Concensus memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 4,9% dan OECD memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 4,7%.
Menurutnya, proyeksi yang di bawah target pemerintah tersebut imbas dari sektor eksternal yang masih akan terjadi pada tahun ini, sehingga turut berpengaruh pada perekonomian dalam negeri.
Selain itu, tensi geopolitik juga diperkirakan masih akan berlangsung hingga tahun ini. dan masih akan terjadi disrupsi di sisi supply dengan munculnya fragmentasi dan regionalism.
Baca Juga: Konsumsi BBM Subsidi Diramal Naik hingga 10% pada Tahun Ini
Meski begitu, Sri Mulyani masih menaruh harapan bahwa pertumbuhan ekonomi Indoensia akan mencapai target yakni sebesar 5,3% yoy. Meski begitu, optimisme tersebut terus diiringi dengan kewaspadaan dari ketidakpastian ekonomi global yang turut akan berpengaruh ke dalam negeri.
“Makanya kita selalu mengatakan optimis karena tadi kondisi ekonomi kita cukup confidence dan memberikan alasan utnuk optimis, namun kita waspada karena memang turbulensi ini belum berakhir pada 2023,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News