kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Sri Mulyani Peringatkan Dunia dalam Keadaan Bahaya, Mengapa Begitu?


Jumat, 14 Oktober 2022 / 06:49 WIB
Sri Mulyani Peringatkan Dunia dalam Keadaan Bahaya, Mengapa Begitu?
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dunia saat ini dalam kondisi yang bahaya karena terus meningkatnya gejolak ekonomi global.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia saat ini dalam kondisi yang bahaya karena terus meningkatnya gejolak ekonomi global. Peringatan tersebut dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Menurut dia, perekonomian global akan sulit pada akhir tahun ini dan diperkirakan berlanjut hingga tahun depan. 

"Saya rasa tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa dunia dalam keadaan bahaya," ujar Sri Mulyani dalam Pertemuan ke-4 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G20 di Washington D.C, Amerika Serikat, Kamis (13/10/2022). 

Ia menjelaskan, saat ini dunia menghadapi lonjakan inflasi, pertumbuhan ekonomi yang melambat, krisis pangan dan energi, risiko perubahan iklim, serta memanasnya tensi geopolitik. 

Perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia telah berdampak pada krisis energi dan pangan karena rantai pasokannya menjadi terganggu. Hal ini mengingat kedua negara itu merupakan salah satu pemasok energi dan pangan terbesar di dunia. 

Harga energi meningkat seiring terganggunya pasokan global akibat negara-negara Barat mengenakan sanksi atas Rusia. 

Baca Juga: Sri Mulyani: 600 Juta Orang Bisa Menderita Akibat Ancaman Perubahan Iklim

Di sisi lain, terdapat kebijakan pemangkasan produksi oleh negara-negara pengekspor minyak mentah. Risiko iklim di mana terjadi cuaca ekstrem di berbagai wilayah dan tidak stabilnya pasar pupuk membuat produksi pangan terganggu. 

Alhasil, dengan pasokan yang terganggu itu, harga komoditas pangan pun menjadi tinggi. 

"Perang, lonjakan harga komoditas, peningkatan inflasi dan suku bunga global, serta pengetatan likuiditas meningkatkan risiko tekanan. Kesulitan itu tidak hanya dialami negara-negara berpenghasilan rendah, tetapi juga negara-negara berpenghasilan menengah dan bahkan maju," kata Sri Mulyani. 

Baca Juga: G20 Bahas Krisis Pangan hingga Energi, Ini Aksi Kolektif Pengusaha untuk Atasi Krisis

Oleh sebab itu, dia menekankan, tantangan ekonomi global yang kompleks harus diatasi bersama, tak bisa hanya oleh satu atau sekelompok negara. Maka, dibutuhkan tindakan kolektif dari semua negara, terutama yang tergabung dalam G20, karena forum ini mencakup 85 persen perekonomian dunia. 

Menurut dia, G20 memiliki peranan penting untuk membuat keputusan bersama dalam mengatasi permasalahan ekonomi global. Lantaran forum ini memiliki keanggotan yang paling beragam sehingga dapat mendengar suara semua negara, baik negara maju, menengah, maupun berkembang. 

"Saya yakin anda semua sadar, bahwa dunia memperhatikan kita dengan cermat. Kita harus bersatu dan tetap teguh dalam komitmen kita untuk memecahkan masalah ekonomi global yang paling mendesak," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani: Dunia dalam Keadaan Bahaya, Butuh Komitmen Semua Negara"
Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Akhdi Martin Pratama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×