Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang (trade war) antara China dan Amerika Serikat (AS) yang berlarut-larut membuat kondisi ekonomi global menjadi tidak stabil. Namun sebenarnya tidak hanya perekonomian dunia saja yang terguncang, ada masalah yang lebih dalam dari perang dagang, yaitu isu global governance.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dengan adanya perang dagang membuat setiap negara harus beradaptasi lagi terhadap ketidakpastian, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Imbas perang dagang, Huawei segera luncurkan produk baru tanpa dukungan google
Kondisi ekonomi global yang tidak dapat lagi diprediksi, membuat pemerintah di tiap negara harus beradaptasi dengan kebijakan makro yang dibuat.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia masih bisa bertahan dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5%, meskipun ekspor mengalami pukulan yang cukup berat dan panasnya politik saat pemilu.
"Meski kinerja investasi kita mengalami tekanan, PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri ) kita masih relatively strong. Kita lebih terserang dari segi eksternal, yaitu CAD dan capital flow," ungkapnya dalam Manager Forum XLI MNC Group di Jakarta Pusat, Kamis (29/8).
Untuk itu, ia mengutarakan jika pemerintah pun memberikan insentif fiskal supaya investasi tetap berjalan. Meski ekonomi Indonesia masih bertahan kuat, bukan berarti ada imunitas terhadap lingkungan eksternal yang negatif.
"Fluktuasi ekonomi tidak dapat diprediksi, seperti China yang bisa menjadi salah satu ekonomi terbesar dalam waktu di bawah empat tahun saja. Hal yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah dan tidak terprediksi sebelumnya," ujar mantan Direktur Bank Dunia ini.
Baca Juga: Jokowi harap pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) tingkatkan wisman
Dengan adanya perang dagang, menurut Menkeu bakal membuat China harus beradaptasi lagi dan pertumbuhannya kembali tidak dapat diprediksi. Dan hal tersebut yang menyebabkan ketidakpastian global.
"Ketidakpastian ini kemudian memunculkan Uncertainty Policy Index di tahun 2019. Itulah sebabnya sejumlah proyeksi ekonomi global menjadi pesimis. Tapi hebatnya, kita melihat ekonomi Indonesia masih resilient, masih bertahan dan kuat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News