kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani: Kondisi ekonomi Indonesia akan pulih di kuartal III dan IV


Rabu, 17 Juni 2020 / 22:22 WIB
Sri Mulyani: Kondisi ekonomi Indonesia akan pulih di kuartal III dan IV
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari/foc.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini akan bertumpu pada kondisi akhir tahun. Hal ini mengingat tekanan dampak corona virus disease 2019 (Covid-19) terhadap ekonomi domestik sejak awal tahun hingga saat ini masih berlangsung.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meramal pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 minus 3,1%. Menurutnya, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberi tekanan ekonomi dalam negeri pada  April lalu dan berlanjut makin dalam hingga Mei. 

Baca Juga: Begini strategi mitra distribusi dalam menjual ORI017 di tengah pandemi

Menkeu bilang, ekonomi pun tersendat tidak hanya di DKI Jakarta melainkan sudah meluas hingga Jawa Timur sebagai pusat penyebaran Covid-19 terbesar kedua. Sehingga, konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2020 diprediksi bakal ambles. Sejalan, dari sisi perdagangan baik impor maupun ekspor dalam tren yang lesu pada kuartal II-2020.

Kendati begitu, pelonggaran PSBB saat ini menambah confidance pemerintah untuk menumbuhkan ekonomi. Sri Mulyani optimistis pada kuartal III-2020 ekonomi Indonesia bisa menuju level positif berada di level 0%, dan benar-benar pulih di kuartal IV-2020.

“Untuk itu, kami menjaga akar ekonomi di tahun ini tidak mengalami resesi. Karena ada pemulihan di kuartal III dan kuartal IV. Saat ini masih menggunakan proyeksi minus 0,4% sampai 2,3% di tahun ini,” kata Menkeu Sri Mulyani, Selasa (16/6).

Lantas, hitungan Kontan.co.id, dengan realisasi Produk Domestik Bruto (PDB) yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 2,97% di kuartal I-2020, maka pada kuartal IV-2020 pertumbuhan ekonomi minimal berada di level 2,43%, agar sesuai dengan skenario dari pemerintah. 

Baca Juga: Apkasi berharap ekonomi mulai membaik di era new normal

Oleh karena itu, untuk menjaga ekonomi, pemerintah menggelontorkan dana pemulihan ekonomi sebesar Rp 695,2 triliun. Anggaran tersebut diperuntukan bagi sektor kesehatan Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial sebesar Rp 203,9 triliun, insentif usaha senilai Rp 120,61 triliun, UMKM sebesar Rp 123,36 triliun, pembiayaan korporasi sejumlah Rp 53,57 triliun, dan sektoral Kementerian/Lembaga dan Pemda yakni Rp 106,11 triliun.

Adapun sampai dengan akhir Mei 2020 realisasi stimulus tersebut untuk kesehatan baru 1,54%, perlindungan sosial 28,63%, insentif usaha 6,8%, UMKM 0,06%, sektoral dan pemda 3,65%, sedangkan pembiayan korporasi belum dimanfaatkan sama sekali. 

Staf Khusus Menkeu Bidang Kebijakan Fiskal dan Makro Ekonomi Masyita Crystallin mengatakan estimasi dari pertumbuhan ekonomi di sisa tahun ini akan sangat bergantung pada efektifitas penanganan pandemi Covid-19 dan seberapa besar new normal mampu kembali menghidupkan aktifitas ekonomi. 

Pelonggaran PSBB saat ini pun diyakini dapat mengaktifkan kembali aktifitas ekonomi yang tersendat sejak akhir Maret sampai awal Juni. Sehingga, pemerintah meyakini ekonomi Indonesia secara alamiah meningkat di kuartal III-2020. Dampak kebijakan pemerintah pun mulai terasa di kuartal III dan kuartal IV-2020.

Baca Juga: Sejumlah emiten kantongi prospek negatif dari Pefindo, begini pendapat analis

Dari sisi dunia usaha, Masyita bilang sektor perdagangan, pariwisata, dan transportasi akan kembali pulih seiring dengan hidupnya kembali aktivitas ekonomi. “Sektor ini yang mati suri di kuartal II-2020 akan mulai membaik di kuartal III dan IV. Selain itu, juga sektor yang berhubungan dengan internet” kata Masyita kepada Kontan.co.id, Rabu (17/6). 

Nah, untuk mendorong daya beli masyarakat ketika aktivitas ekonomi pulih, Maysita bilang pemerintah akan mempercepat penyaluran bantuan sosial (Bansos). Maklum, dari total  anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 203,09 triliun, baru 28,63% atau sekitar Rp 58,14 triliun yang tersalurkan.

“Penyaluran akan tetap dipercepat agar bisa segera sampai di pengguna akhir. Beberapa tambahan ini (Bansos) baru ditetapkan di Maret-April 2020. Makanya di kuartal III-2020 ini pemerintah berusaha agar penyalurannya tepat sasaran,” kata Masyita.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai pertumbuhan ekonomi dalam negeri saat ini memang bertumbuh pada kebijakan pemerintah dalam hal ini bantuan sosial. Yang penting, Andry bilang, anggaran perlindungan sosial harus digelontorkan secara berkala dan tepat sasaran.

Baca Juga: Wall Street dibuka menghijau di tengah harapan pemulihan ekonomi yang cepat

Tak kalah penting, dukungan kredit modal kerja bagi UMKM harus segera disalurkan dan dipermudah. Di sisi lain, ada pelonggaran PSBB paling tidak memberikan dampak ke usaha sektor usaha yang selama ini terpengaruh dengan adanya pembatasan transaksi.

Hanya saja, Andry bilang second wave Covid-19 yang telah berlangsung di China dan mengancam beberapa mitra dagang Indonesia akan jadi batu sandungan di tengah jalan pada pengujung tahun. Pelemahan ekonomi global karena second wave memicu lesunya barang impor seperti bahan baku, sehingga menghambat produksi dalam negeri.

“Data BPS juga menunjukkan impor dan ekspor melemah dan ini sepertinya masih berlangsung. Tapi masih ada peluang dari ekspor komoditas. Aktivitas industri di China kembali berjalan, sehingga tentunya ada permintaan dari ekspor domestik,” ujar Andri.

Sampai dengan akhir tahun Bank Mandiri memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,2%, di mana secara berurutan pada kuartal II-2020 di level minus 3,44%, kuartal III-2020 minus 0,19%, dan kuartal IV-2020 yakni 1,62%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×