kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Sri Mulyani klaim selama pemulihan ekonomi pengangguran berkurang 670.000 orang


Selasa, 14 Desember 2021 / 11:51 WIB
Sri Mulyani klaim selama pemulihan ekonomi pengangguran berkurang 670.000 orang
ILUSTRASI. Pencari kerja melakukan wawancara secara langsung di salah satu stan perusahaan pada acara 'Jakarta Job Fair' di Ratu Plaza, Jakarta, Senin (6/12/2021). Sri Mulyani klaim selama pemulihan ekonomi pengangguran berkurang 670.000 orang.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, selama pemulihan ekonomi berlangsung telah terjadi penurunan jumlah pengangguran di 2021 sekitar 670.000 orang.

“Ini sudah turun lagi dari kondisi puncak waktu di tengah Covid-19 tahun lalu yaitu pada bulan Agustus 2020. Penurunan 0,58% dari sisi jumlah pengangguran yang berkurang sekitar 670.000 orang,” kata Sri Mulyani dalam webinar Hadapi bersama Perubahan Iklim dan strategi Hijau, Selasa (14/12).

Untuk itu, Ia mengatakan pemulihan ekonomi harus bisa dirasakan pada level konkrit tidak hanya dari angka statistik pertumbuhan, namun harus dirasakan dalam bentuk penciptaan kesempatan kerja baru.  

Baca Juga: Hadapi tantangan perubahan iklim, Sri Mulyani akan terapkan skema pendanaan campuran

Di sisi lain, penyerapan tenaga kerja mengalami kenaikan sekitar 2,6 juta orang selama periode pemulihan ekonomi tahun 2021 ini, dan pertumbuhan angkatan kerja juga naik sebesar 1,4%.

Sementara, angka kemiskinan nasional pada Maret 2021 tercatat 10,14% atau 27,5 juta jiwa. Angka tersebut membaik dibandingkan September tahun 2020 yang mencapai 10,19 persen atau 27,6 juta jiwa.

“Penurunannya belum terlalu dalam. Oleh karena itu, Presiden dan kabinet sekarang memberikan perhatian khusus untuk kabupaten kabupaten dan daerah yang memiliki kantong kemiskinan absolut,” jelasnya Sri Mulyani.

Sehingga, pemerintah akan terus menggunakan instrumen APBN baik itu pajak seperti insentif atau pajak yang ditanggung pemerintah, maupun dari sisi instrumen belanja dalam bentuk hibah, subsidi dan dukungan belanja lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×