kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Sri Mulyani Janji Hati-Hati Tambah Utang Baru pada Tahun 2025


Jumat, 24 Januari 2025 / 18:18 WIB
Sri Mulyani Janji Hati-Hati Tambah Utang Baru pada Tahun 2025
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2025 di Jakarta, Jumat (24/1/2025).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan terus berhati-hati dalam menambah utang baru, mengingat kondisi pasar keuangan global yang masih penuh ketidakpastian.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, pembiayaan terus dijaga secara hati-hati dan terukur dengan terus memperhatikan outlook dari defisit APBN dan likuiditas pemerintah.

“Pembiayaan terus dijaga secara hati-hati dan terukur dengan terus memperhatikan outlook dari defisit APBN dan likuiditas pemerintah, serta dinamika pasar keuangan yang terus meningkat dan kesenjangan antara biaya utang dengan risiko utang,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Jumat (24/1).

Baca Juga: Struktur Utang Indonesia Didominasi SBN, Ekonom Peringatkan Risiko Crowding Out

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan, pihaknya akan terus mengoptimalkan pengelolaan dan peran APBN sebagai instrumen penting untuk melakukan stabilisasi, memperbaiki distribusi pemerataan dan meningkatkan efisiensi dari perekonomian.

Untuk diketahui, pemerintah menargetkan pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 642,6 triliun pada 2025. Angka ini melonjak 42,2% jika dibandingkan dengan outlook penerbitan SBN di tahun 2024 yang mencapai Rp 451,9 triliun.

Kemudian, pemerintah menetapkan alokasi pembiayaan pinjaman (neto) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp 133,3 triliun. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 31,6% dibandingkan outlook tahun 2024.

Baca Juga: Penerapan Coretax System Belum Tentu Mengerek Tax Ratio

Sedangkan tahun ini, defisit ditargetkan sebesar 2,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau dalam nominal Rp 616,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×