kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Sri Mulyani enggan menerka posisi cadangan devisa hingga akhir tahun


Jumat, 07 Desember 2018 / 20:16 WIB
Sri Mulyani enggan menerka posisi cadangan devisa hingga akhir tahun
ILUSTRASI. KUNJUNGAN KERJA MENTERI KEUANGAN


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa (cadev) Indonesia hingga akhir November sebesar US$ 117,2 miliar. Posisi ini meningkat dari posisi cadangan devisa di akhir Oktober yang sebesar US$ 115,2 miliar.

Meski sudah menunjukkan peningkatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku tidak mau menerka-nerka apakah cadangan devisa di bulan ini akan kembali mencatat peningkatan atau tidak.

"Saya tidak mau berspekulasi, kita lihat saja. Yang penting faktor fundamentalnya yang kita perkuat, terutama dari sisi ekspor, impor dan capital inflow," tutur Sri Mulyani, Jumat (7/12).

Menurut Sri Mulyani, perkembangan global pun perlu menjadi perhatian. Apalagi, masih banyak keputusan global yang akan diambil hingga akhir tahun, mulai dari sisi koorporasi maupun dari sisi aturan.

Melihat berbagai dinamika yang akan terjadi, Sri Mulyani menjelaskan pemerintah akan selalu mengambil langkah yang hati-hati. "Kita manfaatkan sentimen positif, tetapi kita juga akan antisipasif pada langkah yang akan datang," tambahnya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan Bank Indonesia, peningkatan cadangan devisa pada November ini disebabkan penerimaan devisa migas, penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah, dan penerimaan devisa lainnya yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah.

Cadangan devisa yang ada saat ini pun setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×