Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah Indonesia menetapkan alokasi pembiayaan pinjaman (neto) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp 133,3 triliun.
Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 31,6% dibandingkan outlook tahun 2024.
Secara rinci, pinjaman neto tersebut terdiri atas pinjaman dalam negeri sebesar Rp 5,2 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp 128,1 triliun.
Pinjaman dalam negeri neto pada tahun 2025 dialokasikan sebesar Rp 5,2 triliun. Alokasi ini berasal dari penarikan pinjaman dalam negeri bruto sebesar Rp 11,8 triliun, dikurangi pembayaran cicilan pokok pinjaman sebesar negatif Rp 6,6 triliun.
Angka ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan target APBN 2024 yang sebelumnya negatif Rp 636,2 miliar. Meski begitu, angka tersebut masih lebih rendah dari outlook 2024 yang mencapai Rp 20 triliun akibat percepatan penarikan dalam tahun berjalan.
Baca Juga: Rencana Penerbitan SBN Melonjak 42% di Tahun 2025
Sementara itu, sebagian besar pembiayaan pinjaman neto di tahun depan masih didominasi oleh pinjaman luar negeri, yang ditargetkan sebesar Rp 128,1 triliun.
Namun, pemerintah memastikan bahwa pengelolaan pinjaman luar negeri dilakukan secara hati-hati untuk mengurangi risiko ketergantungan terhadap utang luar negeri. Dalam jangka panjang, pemerintah tetap berkomitmen meningkatkan porsi pembiayaan dari sumber-sumber dalam negeri.
"Peran penting pinjaman luar negeri tidak dapat dipungkiri dalam mendukung pendanaan proyek terutama proyek infrastruktur," tulis pemerintah dalam Buku II Nota Keuangan APBN 2025, Minggu (29/12).
Selanjutnya: Untung 21,77% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (29 Desember 2024)
Menarik Dibaca: Ini Daftar Perlengkapan Bayi Baru Lahir Anti Mubazir, Bisa jadi Kado lo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News