Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah menargetkan pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 642,6 triliun pada tahun 2025.
Angka ini melonjak hingga 42,2% jika dibandingkan dengan outlook penerbitan SBN di tahun 2024 yang mencapai Rp 451,9 triliun.
Dalam menjalankan kebijakan ini, pemerintah memprioritaskan penerbitan SBN dalam mata uang rupiah. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan domestik di tengah ketidakpastian global.
"Upaya pemenuhan target pembiayaan utang melalui penerbitan SBN tahun 2025 akan dilakukan dengan memprioritaskan instrumen SBN dalam mata uang rupiah," tulis pemerintah dalam Buku II Nota Keuangan APBN 2025, dikutip Minggu (29/12).
Baca Juga: Modal Asing Kembali Hengkang Rp 4,31 Trilun di Pekan Ketiga Desember 2024
Pemilihan instrumen dan tenor penerbitan akan mempertimbangkan faktor-fakto antara lain kebijakan pengelolaan utang, biaya penerbitan SBN, risiko pasar keuangan domestik dan global, preferensi investor dan kapasitas daya serap pasar.
Penerbitan SBN di tahun 2025 akan mencakup berbagai instrumen, seperti Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dengan tenor beragam antara 2 hingga 30 tahun dan Surat Perbendaharaan Negara/Syariah (SPN/S).
Tidak hanya itu, pemerintah juga membuka peluang lebih luas bagi masyarakat untuk ikut serta, khususnya melalui penerbitan SBN ritel secara daring.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Generasi milenial, dengan daya beli dan kesadaran investasi yang terus meningkat, dinilai memiliki potensi besar untuk mendukung penerbitan SBN ritel.
"Dengan penerbitan SBN ritel secara daring, diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat, terutama generasi milenial, untuk berinvestasi pada SBN," katanya.
Selanjutnya: KAI Pastikan Tiket Kereta Api Tak Kena PPN 12%
Menarik Dibaca: Ini Daftar Perlengkapan Bayi Baru Lahir Anti Mubazir, Bisa jadi Kado lo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News