Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah menyambut positif keputusan lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s Global Ratings (S&P) yang kembali mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada level ‘BBB’ dengan outlook stabil.
Outlook ini dianggap mencerminkan kekuatan fundamental ekonomi nasional, termasuk pertumbuhan ekonomi yang solid, pengelolaan fiskal yang cermat, dan kemampuan mengelola utang secara hati-hati.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Deni Surjantoro mengatakan, keputusan S&P merupakan bentuk pengakuan atas keberhasilan kebijakan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang belum mereda.
"Outlook stabil juga menggambarkan keyakinan S&P akan keberlanjutan disiplin fiskal. Meskipun terdapat tantangan global yang belum mereda, kebijakan fiskal Indonesia dinilai tetap terukur dan konsisten,” ujar Deni dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (30/7/2025).
Baca Juga: S&P Kembali Pertahankan Peringkat Utang RI dengan Outlook Stabil
S&P memperkirakan, defisit fiskal Indonesia akan tetap terkendali, di bawah 3% dari PDB selama tiga tahun ke depan. Proyeksi ini selaras dengan komitmen pemerintah dalam menjaga keberlanjutan fiskal sambil tetap mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan akan tetap kuat di kisaran 5% per tahun, didorong oleh konsumsi domestik sebagai mesin utama. Seiring dengan pertumbuhan ini, pendapatan per kapita Indonesia juga diperkirakan meningkat hingga US$ 5.000 pada tahun ini.
S&P juga mencatat kemajuan Indonesia dalam mengembangkan instrumen pembiayaan pembangunan. Pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Danantara dinilai berpotensi mempercepat pendanaan proyek strategis nasional dan memberikan dorongan tambahan bagi pertumbuhan ekonomi.
"Program pemerintah seperti makan bergizi gratis dan pembangunan tiga juta rumah diyakini akan memperkuat daya beli masyarakat, meningkatkan kualitas hidup, dan menjaga momentum pertumbuhan domestik,” tambah Deni.
Lebih lanjut, stabilitas faktor eksternal juga menjadi perhatian S&P. Langkah pemerintah dalam mendorong hilirisasi industri berbasis komoditas, seperti pembangunan smelter nikel dan pabrik baterai kendaraan listrik, diyakini akan memperkuat posisi eksternal Indonesia di tengah gejolak global.
S&P bahkan mencatat adanya potensi kenaikan peringkat kredit Indonesia di masa mendatang, apabila upaya stabilisasi eksternal terus diperkuat.
Baca Juga: Daya Beli Lesu, S&P Perkirakan Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 4,8% pada Tahun 2025
Deni menegaskan, pemerintah bersama Bank Indonesia akan terus mewaspadai dinamika global, dengan fokus pada pengendalian inflasi, menjaga daya beli masyarakat, serta mempertahankan momentum pemulihan ekonomi nasional yang solid.
“Ke depan, pemerintah bersama Bank Indonesia akan terus waspada terhadap dinamika dan risiko eksternal, seperti yang telah berhasil dilalui pada tahun-tahun sebelumnya," imbuh Deni.
Selanjutnya: Update Grafik Harga Emas Antam, Naik atau Turun Hari Ini (30 Juli 2025)?
Menarik Dibaca: Psoriasis Kambuh? Ini 6 Cara Mengobati Psoriasis di Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News