Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal Indonesia menuju endemi Covid-19 semakin santer. Menteri Kesehatan Budi Gunandi Sadikin juga akan menemui Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Mei nanti untuk membahas mengenai situs pandemi ke endemi Covid-19 di Indonesia.
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menilai pemerintah masih perlu hati-hati dalam menetapkan berakhirnya status pandemi Covid-19. Sebab, penetapan status ini terjadi berbarengan dengan penurunan tingkat testing dan tracing Covid-19 di Indonesia.
"Sekali lagi saya ingatkan bahwa jangan menjadikan endemi sebagai tujuan. Status endemi bukan berarti bagus bahkan bisa timbul bahaya," kata Dicky kepada Kontan.co.id, Rabu (22/2).
Baca Juga: Soal Status dari Pandemi ke Endemi Covid-19 di Indonesia, Menkes Akan Temui WHO
Dicky menjelaskan bahwa status endemi pada suatu negara bukan berati negara tersebut sukses dalam mengatasi penyakitnya. Menurutnya dengan dicabutnya status pandemi, pemerintah juga perlu memperhatikan konsekuensi dari hal tersebut.
"Ini tetap menimbulkan kematian walaupun dalam jumlah tidak begitu besar," kata Dicky.
Meski begitu menurutnya Indikator paling penting dalam menentukan endemi yaitu adanya penurunan kasus di China dan harus dipastikan bahwa tidak ada varian baru.
Hal ini menunjukan bahwa strategi kesehatan termasuk di dalamnya cakupan vaksinasi efektif dalam mengurai masalah covid-19.
"Ini tentu menjadi dasar lebih kuat. Jika begitu, saya punya optimisme sudah layak untuk dicabut tapi ingat ketika (status pandemi) dicabut setiap negara bukan berarti bebas," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News