kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Soal gas industri, pemerintah kalah melawan trader


Selasa, 04 Oktober 2016 / 16:55 WIB
Soal gas industri, pemerintah kalah melawan trader


Reporter: Agus Triyono | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Keinginan kalangan industri untuk mendapatkan harga gas murah guna menunjang kegiatan produksi melalui penerbitan paket ekonomi ketiga sampai saat ini masih sebatas mimpi. Walau paket tersebut sudah dikeluarkan sejak setahun lalu, sampai saat ini itu semua belum bisa dinikmati.

Luhut Pandjaitan, Pelaksana Tugas Menteri ESDM mengatakan, masalah tersebut dipicu oleh rumusan perhitungan struktur harga gas di sisi hulu beserta tarif jasa penggunaan pipa gas atau toll fee yang belum nyambung dengan penurunan harga gas yang diinginkan pemerintah.

Direktur Jenderal Migas, Kementerian ESDM, Wiratmaja Puja mengatakan, berlarut- larutnya perhitungan penurunan harga gas tersebut disebabkan oleh struktur harga gas di dalam negeri yang saat ini masih rumit.

Itu, salah satunya disebabkan oleh keberadaan trader atau tengkulak gas. "Trader itu berlapis-lapis, ada yang 4 trader di satu titik, titik lain ada trader, jadi harganya berlapis- lapis," katanya di Komplek Istana Negara Selasa (4/10).

Pramono Anung, Sekretaris Kabinet mengatakan, Presiden Jokowi telah memerintahkan para menterinya untuk segera menyelesaikan masalah tersebut. Presiden memerintahkan Kementerian Perekonomian, Kemenko Kemaritiman, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan untuk segera memfinalisasi penurunan harga gas supaya bisa ditekan di bawah US$ 5 per MMBtu.

Presiden meminta, perhitungan dan finalisasi harga gas tersebut bisa diselesaikan akhir November mendatang. "Harus di bawah US$ 6," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×