kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sinyal Megawati memperjelas peta menuju pilpres


Rabu, 11 September 2013 / 09:04 WIB
Sinyal Megawati memperjelas peta menuju pilpres
ILUSTRASI. Peserta mengikuti vaksinasi Covid-19 booster


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sinyalemen Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bahwa Joko Widodo atau Jokowi sebagai salah satu calon pemimpin nasional membuat beberapa partai politik berpikir ulang untuk merangkul Gubernur DKI Jakarta itu di pemilihan umum presiden. Sinyal yang diberikan Megawati juga memperjelas peta menuju Pilpres 2014.

”Manuver partai di luar PDI-P untuk menawarkan posisi capres atau cawapres kepada Jokowi akan melemah. Namun, manuver politik untuk melakukan depopularisasi dan delegitimasi terhadap Jokowi, dengan tujuan mengerem peningkatan elektabilitasnya, akan meningkat,” kata pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, AAGN Ari Dwipayana, Selasa (10/9/2013), saat dihubungi dari Jakarta.

Depopularisasi dan delegitimasi, kata Ari, misalnya dapat dilakukan dengan mempersoalkan konsistensi Jokowi, membangun wacana bahwa dia haus kekuasaan, sampai dengan mengganggu program-program populisnya.

Sinyal yang diberikan Megawati juga membuat peta menghadapi pilpres semakin jelas. Sekarang tinggal menunggu, apakah Jokowi ditempatkan sebagai capres atau cawapres. Pada saat yang sama, persaingan di antara parpol pembentuk koalisi, yaitu PDI-P, Golkar, Demokrat, dan Gerindra, justru akan membuka ruang untuk membangun poros kelima, misalnya Mahfud MD.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Malik Haramain menegaskan, pihaknya akan berjuang agar Mahfud MD mendapat rekomendasi dari partainya untuk menjadi capres. ”Pak Mahfud sudah melakukan sosialisasi ke kantong-kantong Nahdlatul Ulama dan dia direspons positif. Rekam jejak dan keberaniannya bisa menjadi solusi bagi bangsa ini,” katanya.

Sementara itu, menjelang persiapan pembukaan konvensi capres Partai Demokrat, sejumlah kontestan yang akan bersaing dalam bursa capres Demokrat mulai menyosialisasikan diri mereka. Pramono Edhie Wibowo, misalnya, mulai melakukan roadshow. Marzuki Alie, yang juga Ketua DPR, kemarin mengundang wartawan untuk berbincang-bincang santai.

Dalam bincang-bincang santai tersebut, Marzuki mengaku diminta membuat visi dan misi dalam persiapan konvensi. Secara sederhana, cita-cita kemerdekaan bakal dijadikan misinya. Ini perlu dijabarkan dalam berbagai program. Namun, tiap tahun haruslah dievaluasi.

Pada kesempatan itu, Marzuki secara tidak langsung mengatakan siap menang, demikian juga siap kalah. Dalam negara demokrasi, semua pihak harus memahami betul konsep berdemokrasi. Kalau kalah, wajib hukumnya mendukung lawan politik yang menang. Kalau menang, wajib mengajak mereka yang kalah demi membangun bangsa ini.

Mengenai sejumlah menteri yang juga menjadi peserta konvensi Demokrat, Ketua Harian Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan mengatakan, itu merupakan sesuatu yang berat. Padahal, di sisi lain, Presiden menginginkan menteri fokus pada tugas-tugasnya. (Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×